-->
Menu
/

www.ernawatililys.com - Saya tertarik untuk menuliskan tema ini "Tantangan Bekerja di Rumah Bagi IRT Tanpa ART" karena sangat cocok dengan keadaan saya saat ini yang bekerja dari rumah. Apalagi tantangan saya bukan hanya berbagi waktu antara pekerjaan remote working dengan mengurus pekerjaan domestik rumah tangga yang tidak pernah ada kata selesainya itu dan sangat monoton setiap harinya. Mencuci, ngepel, jemur-lipat pakaian, memasak, dan juga beberes rumah. Ditambah saya juga harus membersamai ketiga buah hati tercinta, polahnya kadang lucu, kadang juga juga berladang sabar kalau mereka lagi tantrum berjamaah dan maunya mereka yang diperhatikan (muehehehe).

Menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) tanpa asisten rumah tangga (ART) bisa dikatakan double lelahnya, tapi itu dulu sebelum mengubah mindset saya. Sekarang sih menikmati saja apapun yang dilewati,  menikmati masa pertumbuhan anak, masanya rempong dan masa-masanya tembok rumah penuh coretan serta mainan yang berserakan di mana-mana. Berdamai saja, terima keadaan apapun dengan bahagia. Menjadi ibu 3 anak balita, Fatih, Fay, Fifi yang sedang lucu-lucunya memang membuat hati seorang ibu ingin selalu dekat dengan ketiga buah hati. Apalagi Pak Suami juga bilang apapun yang terjadi, di rumah lebih baik untuk saat ini, karena anak-anak masih perlu bonding time dengan ibunya. Terutama pada masa ASI. Pak Suami selalu menasehati, bahwa dalam Al-Quran diperintahkan ASI selama dua tahun itu bukan hanya untuk mensuply makanan untuk anak. Namun, membangun ikatan penuh cinta antara ibu dan anak. Bagi anak, dekat dengan orang tua mereka adalah tempat ternyaman. 

"Gapapa ya lelah-lelah dahulu saat ini, kalau anak-anak sudah dekat dan cinta sama orangtuanya, InsyaAllah jadi anak sholeh dan sholehah. Di hari tua kita tidak akan capek-capek lagi dengan kenakalan anak-anak yang sudah besar." Begitu Pak Suami menyemangati ketika saya berkata lelah. 

Menerima keadaan menjadi ibu tiga anak dan di rumah saja bukan sesuatu yang bisa dibanggakan ketika ujian datang melanda rumah tangga. Ketika ketiga bisnis luluh lantah terkena badai dari penyalahgunaan kepercayaan, membuat langkah saya menjadi seorang istri, ibu tiga anak menjadi terasa berat. Memang sih setiap ujian itu tidak terjadi secara kebetulan, pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Setidaknya itu kata-kata yang saya dengar dari para motivator. Dan ,motivator terbaik adalah diri sendiri, yay semangati diri sendiri dulu!

Bekerja dari rumah menjadi solusi penyelesaian ujian bisnis yang terjadi. Saya dipilih jadi ibu hebat, ibu rumah tangga yang bukan biasa-biasa saja. Awalnya sih mau kerja kantoran lagi, hanya saja kok nggak tega meninggalkan anak ketiga yang baru saja dilahirkan. Melalui perenungan panjang, curhat sama Allah. Bismillah, kerja dari rumah dan entah jalan mana saja yang akan datang. Ternyata benar, ada pinangan pekerjaan, kemudian dari hobi nulis juga jadi sebuah ladang penghasilan. Kalau kita kerahkan potensi diri sendiri, pasti ada kelebihan yang bisa kita bagikan. Harus percaya diri, sekalipun memulai bekerja dari rumah itu tidak mudah, tetap saja banyak yang bilang kalau di rumah itu pengangguran.



Bagi moms yang sedang bekerja dari rumah, lalu  punya banyak tantangan. Cobalah tips di bawah ini : 


A. Ubah cara berpikir! Ujian ada 2 pilihan, menyerah atau bangkit kembali


Ujian memang akan membuat kehidupan menjadi terasa tidak nyaman lagi, namun mau tidak mau kita harus melalui fase ini. Kalau menyerah,meratapi hingga putus asa akan membuat keadaan tambah berat. Namun, jika pilih untuk bangkit, menata puing-puing yang telah hancur dan bisa mencari jalan keluar dari segala kesulitan, InsyaAllah pilihan ini menjadi jalan terbaik. 

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan," Al Insyirah ayat 5

Jadi, jangan bertanya-tanya kenapa sudah di rumah tapi lelah-lelah bekerja? Sudah di rumah harusnya santai-santai jadi ratu dalam istana. Karena tidak semua wanita terpilih menjadi ratu yang santai, bahkan jika dalam keadaan perang, Sang Ratu harus ikut andil mengatur istana dalam keadaan baik-baik semua. Karena hidup tak semulus pipi bayi, yang dielus-elus begitu lembut bikin lupa segalanya. hehehehe, hidup itu selalu menyajikan kejutan-kejutan baru, tak perlu takut jadikan kejutan itu hadiah-hadiah kecil untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Diuji percintaan bisa bertahan, diuji hidup sulit bisa bangkit, diuji sakit bisa bersabar.


B. Berdamai dengan diri sendiri dan Berdamai di rumah.


Tak semua wanita bisa memiliki kesempatan berkarier di luar sana. Banyak faktor dan juga ketidaksamaan posisi wanita satu dengan yang lainnya. Seperti halnya saya yang merantau, maka merawat anak adalah jalan satu-satunya. Jauh dari orangtua, mertua atau kerabat yang bisa dipercaya mengawasi. Setiap rumah tangga pun punya kebijakan masing-masing perihal pengasuhan anak, pemindah tugasan penjagaan baik ke baby sitter atau penitipan anak/day care. Karena berbeda, maka setiap pilihan pun akan membawa kisah yang berbeda pula. 

Ketika saya tak bisa lagi bekerja, apalagi posisi sarjana menjadi ibu rumah tangga di tengah lingkungan yang tidak mendukung itu sulit. Tidak perlu mengajak ribut, salah satu cara adalah menerima masukan dengan senyum keikhlasan. Ketika kita memilih di rumah, maka kita ikhlas dan juga bahagia dengan keputusan tersebut. Karena ibu rumah tangga yang bahagia akan mengalirkan cinta dan kehangatan di rumah bagi anggota keluarganya juga, bagi tetangganya. Jadi bahagiakanlah diri sendiri. Tak perlu sibuk dengan cibiran, fokuskan kita di rumah pun punya target. 


C. Doa adalah kekuatan yang paling ampuh!


Merasa tak berdaya dengan suatu keadaan, merasa tak berharga, merasa jenuh berkepanjangan, merasa tak bahagia, itu tanda kita masih bernyawa. Jika kita tak memikirkan hal-hal kecil lagi, kita tak bergerak lagi, kita tak bernapas lagi, itu tandanya kita sudah selesai kontrak di dunia. 

Di titik terendah ini perbanyaklah menengadahkan doa. Ya, berdoa kepada Sang Maha Pencipta. Berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Ketika kegalauan, kesedihan, sakit yang kita rasa dengan curhat kepada Allah SWT yang Maha Tahu yang terbaik bagi hambanya. Berdoalah, mendekatkan diri kepada Allah, pinta yang terbaik dan bukakan jalan untuk segala urusan yang dihadapi. 



D. Fokus Agar Bisa Produktif di Rumah, Sekalipun IRT yang tanpa ART


Dengan sekelumit masalah di atas, financial yang naik turun, anak yang lagi super aktif dan melelahkan, lalu kita harus bangkit untuk kehidupan yang lebih baik, apa bisa? InsyaAllah bisa. Karena Allah tahu, kitalah hamba terpilih yang mampu melewati fase ini.


Keseharian saya dari bangun tidur, setelah sholat dan ngaji di pagi hari, maka sama seperti ibu rumah tangga lainnya yaitu memasak, mencuci, menjemur, mengepel,dan beberesih rumah. Kemudian anak-anak terbangun, sudah memandikan mereka, menyuapi mereka makan, dan bermain bersama mereka. Setelah itu, anak-anak paham, jam 9 saya akan menyalakan laptop dan duduk manis di depan laptop. Ketiga anak saya bermain di sekitaran saya. 

1. Bekerja Remote Working


Entah jalan dari mana, ketika dilamar untuk memjadi tim marketing, tepatnya divisi media yang kantornya berbeda kota dengan saya. Saya menjadi salah satu pekerja yang menyelesaikan tugas kantor dari rumah. Bahagia sekali, mendapatkan pekerjaan di rumah dan bisa bersama dengan ketiga anak saya.Walau dari gaji akan jauh lagi jika saya bekerja kantoran.Hidup itu kan pilihan, bisa bekerja dari rumah saya sudah bersyukur dan bahagia. 

2. Menulis Buku Lebih Produktif 


Tidak menyangka, dahulu saya berpikir ketika bertambah anak, maka saya tidak akan bisa punya waktu luang untuk menulis. Namun kenyataannya di tahun 2015 saya bisa meresensi ratusan buku, 2016 bisa menelurkan dua buah buku, 2017 banyak menjuarai lomba blog, kini 2018 hampir setiap bulan terbit satu buku. MasyaAllah, kalau bukan Allah yang menggerakkan semangat saya,apalah saya ini,seorang ibu biasa dengan kerempongannya. 

Namun, sejak saya berniat ingin membagikan ilmu lewat menulis banyak jalan yang terbuka.Selain menerbitkan buku setiap bulan, untuk 2018 ini hampir 10 buku yang terbit dan akan terus bertambah.

3. Memiliki 3 blog 


Selain jadi ibu tiga anak yang lucu, saya juga punya blog yang ketiganya saya kelola yaitu www.ernawatililys.com, www.aplikasimanufaktur.com, dan www.momsinstitute.com. 

Walau paling aktif menulis di dua blog yang telah di monetize yaitu www.ernawatililys.com dan www.momsinstitute.com. Alhamdulillah, dari dua blog ini saya mendapatkan #berkahngeblog. Ada saja rezeki yang mampir dari dua blog ini. Menambah-nambah untuk modal usaha juga. 


4. Menulis di website 


Sudah punya blog dan berpenghasilan kok nulis di website orang lain juga? Ya, dulu saya aktif menulis di website islami, kemudian sekarang lebih aktif menulis di website UC New yang membernya mendapatkan dollar. Saat ini dollar saya bergerak di $31.7 bagi saya melatih saya menulis disiplin satu hari satu artikel.

5. Menjadi Mentor Menulis Online dan Offline


Mengajar menulis memang sudah dari 2015, sekarang 2018 alhamdulillah ada kerjasama dengan penerbit. Jadi sebagai mentor di kelas menulis secara online saya senang sekali, karena selesai mengajar para peserta naskahnya langsung di terbitkan penerbit. 


Untuk pelatihan offline biasanya bekerja sama dengan komunitas atau juga sekolah yang ingin mengadakan workshop menulis.

Workshop Menulis Pemuda Kahfi Bekasi Bersama Ernawati Lilys


6. Membangun usaha baru bersama suami


Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Dari pengalaman inilah kita akan belajar lebih baik lagi dan menata kembali rencana masa depan dengan hati-hati. Membangun usaha www.mitrafay.com dengan tagline Increase your Value. Semoga menjadi jalan bagi mereka yang cari jalan untuk menambah ilmu pengetahuan, saat ini masih terfokus pada pemasaran kursus teknik.



Namun, yang mendaftar private menulis kepada saya juga banyak. Untuk harga variatif dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.


E. Management waktu itu penting!


Mau seproduktif saya di atas? Bekerja dari rumah sambil membersamai ketiga anak, maka buatlah management waktu dengan sangat disiplin! Karena ini adalah tantangan terbesar bagi ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah. Tanpa memiliki management waktu mana bisa semua pekerjaan diselesaikan sesuai deadline. Pengalaman bekerja saya dahulu pernah menjadi seorang leader dalam tim kerja, biasa menghandle belasan anak buah, membuat agenda dan target. Kemudian terakhir sebelum resign bekerja saya dimutasi ke bagian planning yang semakin mengasah saya membuat detail setiap perencanaan yang akan saya kerjakan. Semakin tertulis dan tersusun rapi, maka kita dapat menyelesaikannya sesuai dengan tengat waktu yang diberikan. Walau sebagai manusia, kita akan selalu dihadapkan pada posisi untuk menentukan sebuah pilihan, mana dahulu yang harus dikerjakan?




Semoga tips di atas dari saya untuk menjawab tantangan bekerja dari rumah, IRT yang tanpa ART, bisa menambah referensi untuk ibu rumah tangga yang bekerja di rumah dan tanpa ART.

Ketika kita ikhlas menjadi seorang istri yang membersamai langkah suami, maka ridho suami akan menjadi pembuka rezeki. Serta ketenangan pasangan suami istri adalah nomor 1. Agar semua hari bisa dilalui dengan penuh rasa syukur.

Ketika ikhlas menjadi ibu, mengandung selama sembilan bulan, melahirkan dengan perjuangan, memberikan tetes-tetes ASI dengan penuh kasih sayang, mendekap anak penuh rasa cinta dan mendoakan anak-anak menjadi manusia yang berhati lembut, taat pada Allah SWT dan berbakti kepada orang tua.


Memasak untuk keluarga dengan keikhlasan, sambil berdoa mereka memakan, masakan ibu yang sehat, menjadikan mereka generasi yang kuat. Mereka pun terbiasa makan-makanan yang halal. Kelak mereka tidak akan makan yang bukan haknya, kelak mereka menjauhi korupsi, doakan selalu disetiap sajian masakan yang kita buatkan untuk mereka.

Ikhlas mencuci pakaian mereka dengan bersih, menjemur  serta menyetrikanya dengan rapi. Semoga anak-anak memakai pakaian takwa selama hidupnya, tidak membuka auratnya dan tidak berbuat maksiat. Doakanlah selalu dalam setiap helai baju mereka.

Lelahnya menjadi ibu akan menjadi Lillah (karena Allah SWT). Memang tugas ibu tidak pernah ada habisnya, tidak pernah ada liburnya, tidak naik pangkat, tidak ada bonus dan juga kenaikan gaji. Namun, kelelahan yang tiada habisnya itupun akan menjadi pahala yang berlipat-lipat. 


Salam Inspirasi






HariBloggerNasional #MoMAppreciatesBlogger #MoMxClaris #MothersOnMission

13 komentar:

  1. Luar biasa Mbak...
    Disaat (mungkin) yang lain keteteran dengan anak2, saya justru mendambakan dianugerahi lagi anak.
    Disaat orang pada bingung mencari pekerjaan (apalagi yang bisa dikerjakan dari rumah) alhamdulillah saya mendapatkan itu semua.
    Tulisan ini banyak memberikan motivasi sekaligus ajakan bersyukur. Terimakasih Mbak. Sehat selalu ya soleh/solehah putra putrinya. Amin...

    BalasHapus
  2. Allahumma aamiin, terima kasih Teh Okti atas doa dan juga apresiasinya.

    BalasHapus
  3. wah ini aku banget nih.. punya tiga balita dan skarang lagi hamil anak ke empat.. gak pake ART.. yang penting sih anak keurus.. udah makan, udah mandi, udah belajar, nemenin main, masalah rumah udah pasti berantakan wkwkwk..

    BalasHapus
  4. Saya suka amatin lho teman2 yang IRT tanpa ART dengan ibu bekerja pakai ART. Lebih santai yang kedua karena Pun jadi IRT tanpa ART harusnya memang tetap dapat produktif agar gembira hari harinya

    BalasHapus
  5. Masya Allah ..managemen wkt nya kerwn banget bs punya 3 blog walau anak msh keuvils begitu...mantaps Mba...

    BalasHapus
  6. Duh, aku banget ini. 4 bocah bikin hari2 aku nano2. Awalnya sering ngeluh dan stres. Lama2, berdamai aja. Gak ada yang bisa nolong selain diri sendiri. Jadinya ya, prioritaskan saja anak. Selebihnya ya disambil aja. Dengan doa dan dukungan suami, Alhamdulillah bisa enjoy. Semangaaaat!

    BalasHapus
  7. Bener mbak...anak itu nomer satu. Pernah suatu ketika saat saya nulis ngerjain kerjaan klien anak saya merengek, sepertinya di butuh saya. Mau nggak mau saya tinggalkan pekerjaan saya sebentar dan berusaha nemenin anak saya. Ternyata anak saya minta kelon, lanjut setelah tidur kerja lagi deh...

    BalasHapus
  8. Pekerjaan mulia Lo Moms irt itu , ga ada yg sanggup.mengerksn semua kalau bukan ibu2 ... Ikhlas menjalani pastisemua JD mudah y

    BalasHapus
  9. Menjadi IRT memang ga mudah, mau manage waktu susah, belum lagi kalau ada tamu, yg ada kerjaan terlupakan..

    BalasHapus
  10. Keren banget mba,aku kok ya macam belom mampu manaje waktu dan diri. Kalo aku pegang hape buat nulis atau lainnya pasti ada sisaan kerjaan rumah yang belom kelar jadinya buat besok lagi. Kayak gitu aja terus

    BalasHapus
  11. Masyaa Allah، mantap mba selalu menginsppirasi😍👍

    BalasHapus
  12. Aku terharu banget bacanya. Memang nggak salah kalau aku kagum banget sama mba erna dari dulu. Terima kasih untuk tularan semangatnya mba. Aky harus lebih tangguh berjuang lagi.

    BalasHapus
  13. Masya Allah.. Nyees bacanya, mbak. Barakallah fiyk.. Makasih mbak tulisannya.. 😍

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.