-->
Menu
/

www.ernawatililys.com - Jadi ibu untuk 3 balita yang usianya berdekatan itu rasanya seperti naik kereta shinkansen, melaju sangat cepat bahkan setiap hari sampai lupa sisiran rambut, ada yang sama mengalami hal ini?  Dengan anak usia 5 tahun (abang), 3 tahun (kaka) dan 8 bulan (dede) menjadi tantangan tersendiri ketika mereka ingin diperhatikan. Karena setiap anak itu istimewa, tidak sama dan tidak bisa dibandingkan dengan anak lain apalagi dengan saudara kandungnya. Sekalipun sudah kita pakaikan baju seragam yang sama, baju kembaran, kaos couple-an atau sampai nyablon baju sendiri biar semua pakai baju yang sama, mereka tetap berbeda tidak bisa disamakan satu sama lainnya. Setiap anak minta diistimewakan, minta diperhatikan dan mereka mengakui ibunya untuk dirinya sendiri tak mau dibagi untuk saudaranya. Ya, setiap anak hanya memiliki satu ibu baginya, sekalipun ibunya juga memiliki anak-anak yang lain. Jadi jangan heran kalau melihat anak-anak cemburu karena ibunya menolong adiknya yang sedang terjatuh, menyuapi adiknya makan sedangkan ia ingin dimanjakan juga. Cuma ibu yang tahu rasanya, setiap bibir mungil anak-anaknya berebutan minta didengarkan, minta diperhatikan dan minta dipeluk dalam buaian, menarik tangan ibunya, baju ibunya bahkan memanggil ibunya berulang kali agar fokusnya hanya ke dia saja bukan kakaknya atau bukan ke adiknya. Itulah dunia ibu yang penuh dengan kecerian anak-anak.



Setiap ibu sekalipun sudah punya anak, kehadiran anak kedua, ketiga dan selanjutnya adalah kembali mengulang dan belajar lagi menjadi seorang ibu yang terbaik untuk anaknya. Tidak ada kamus wisuda bagi seorang ibu, belajar sepanjang hayat seperti cintanya yang tak pernah lekang oleh masa. Semakin banyak anak, harus semakin banyak pula stock sabar yang dimiliki seorang ibu. 

 Cuma ibu yang tahu rasanya... 


  • Setiap hari bangun pagi, langsung mandi, sholat dan masak untuk sarapan.
  • Anak-anak bangun, langsung mandikan satu persatu, pakaikan baju dan mencari tempat aman untuk anaknya duduk sambil memegang mainan
  • Sementara ibunya menyiapkan menu makanan satu persatu dengan cekatan
  • Sambil nyuapin, juga ngejar-ngejar anak yang makannya suka  berlarian.
  • Belum selesai nyuci piring, anak-anak sudah berhamburan.
  • Baru mau jemur pakaian, anak-anak sudah rebutan mainan.
  • Selesai nyapu halaman, dalam rumah bertaburan bedak dan minyak telon.
  • Belum selesai ngepel, anak-anak ikutan masuk ember sambil tebar senyuman .
  • Mandiin satu-satu anak-anak, pakaikan baju dan memintanya diam di kamar sambil tiduran.
  • Tak terasa sudah siang, perut lapar dan ingin makan.
  • Terbayang nasi,ikan teri,sambel dan lalapan dalam suapan.
  • Baru satu suapan,anak sudah pup di celana, minta dibersihkan.
  • Lanjutkan makan, untuk amunisi tenaga biar ada kekuatan ngasuh anak seharian.
  • Sore hari menanti sang ayah kembali ke rumah, anak-anak sudah wangi dan ibu masih dasteran
  • Mau mandi baru masuk kamar mandi sudah ada yang ngetok-ngetok dengan backsound tangisan.

Apakah menyesal jadi seorang ibu?  Tentu saja tidak. Menjadi ibu adalah gelar mulia yang tersemat sepanjang masa. 


Walau kini tidak lagi kerja kantoran, dipandang sarjana tidak punya penghasilan, susah me time apalagi nongkrong sama teman-teman seangkatan. Kini saatnya berdamai dengan keadaan, berdamai dengan hati menjadi seorang ibu yang sejati.


Kenapa sih kok jadi ibu dengan kelelahan super tinggi tetapi begitu bertahan dan tetap memilih mencintai anak-anak dengan sepenuh hati? Kalau ditanya sakitnya melahirkan, pasti rasanya sakit sekali, mau lahiran spontan (normal) atau lahiran melalui operasi ceasar. Namun, sesakit-sakitnya pasca lahiran ada obat yang bikin sakitnya perjuangan menjadi ibu itu hilang seketika. Ya, wajah mungil yang baru saja dilahirkan menjadi obat bagi seorang ibu.

Seorang ibu berjuang melahirkan dengan susah payahnya, kemudian menjadi pejuang ASI selama 2 tahun dengan tahapan IMD, ASI ekslusif, kemudian menyiapkan MPASI terbaik. Semua buku dipelajari, konsultasi ke dokter bahkan ikut seminar dan searching-searching artikel. Semua untuk tumbuh kembang anaknya. Anak tumbuh, banyak polah dan tingkah selalu membuat seorang ibu dengan sabar membersamainya.


Apakah yang membuat seorang ibu bersedih?


Yang membuat seorang ibu bersedih yaitu ketika buah hatinya sakit. Hal ini seakan semua pertahanan yang dilakukannya untuk kesehatan si kecil runtuh. Entah demam, sakit virus, ataupun sakit musiman pada saat pancaroba, wabah, atau ketika tubuh lelah dan mudah dihinggapi kuman.

Ini yang saya rasakan menjadi ibu tiga anak yang sakit bersamaan. Ketika buah hati saya sakit semua, sebagai ibu sulit sekali untuk memejamkan mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak bahkan hati pun tak tenang. 

Bulan lalu ketiga anak saya sakit bergantian. Dimulai dengan si dede (anak ketiga) yang demam tinggi. Semalaman saya peluk ia dalam gendongan. Demamnya semakin tinggi dan saya perlu memberikan obat penurun panas. Akhirnya pergi ke apotik langganan, dan membeli tempra drop untuk menurunkan demamnya. Saya berikan obatnya sesuai dosis, dan dua hari panasnya turun. Panas tinggi tersebut diketahui ternyata ada dua gigi sekaligus yang tumbuh.

Belum lagi selesai si abang (anak pertama) pun demam tinggi, padahal masa penyembuhan juga setelah sakit diare dan  demam beberapa waktu lalu. Baru masuk sekolah TK sehari sudah demam tinggi malam harinya. Saya yang tak menunggu di sekolah karena masih merawat dedek bayi yang masih dalam masa pemulihan. Keesokan paginya abang baru cerita bahwa ia didorong sampai lututnya sakit oleh teman sekelasnya yang badannya dua kali lipat lebih besar dari badan si abang. Jadilah libur sekolah lagi. Saya balur lututnya dengan minyak obat lebam dan untuk demamnya saya berikan Tempra syrup. Alhamdulillah sehari sudah bisa berlarian lagi.

Baru dua anak (anak ke 1 dan ke 3) yang sedang saya rawat dan pantau demamnya yang mulai menurun. Tiba-tiba anak kedua saya ikutan tumbang. Kalau sudah begini, mereka sakit bergantian akan membuat saya menjadi sedih dan rasanya ingin saya saja yang menggantikan anak-anak yang merintih kesakitan. Anak kedua saya ini memiliki kecerdasan naturalis yang menyukai alam seperti pohon, bunga, dan penyayang binatang. Sering pegang kodok (kalau pemantauan saya lengah), cacing, ulat sayur, gendong kucing, gendong lele dan bawa kura-kura di tangan dan dikantongnya. Demam tentu saja, kalau ia tak cuci tangan langsung pegang makanan. Saya harus berulang kali membawanya ke wastapel cuci tangan, ganti baju dan jangan pegang binatang dahulu jika saya sebagai ibunya belum mendampinginya bermain. Khawatir kuman masuk yang menempel di telapak tangannya. Inilah yang akan membuat si kakak demam.

Pegang lele dan nangkap kodok sendirian :(

Demam itu memang tidak boleh disepelekan, apalagi sudah demam tinggi. Ketika memberi obat anak ketiga dan pertama, cukup mudah sekali karena memang kalau anak pertama sudah mengerti minum obat untuk kesembuhan. Kalau dede bayi pasti tinggal kita saja ibunya yang menggendong dan siap meminumkan ke bibir mungilnya. Namun anak kedua ini, walau sudah demam, mau minum obat dia harus main dahulu, entah alasannya main petak umpet dahulu, nyanyi tayo little bus dahulu, atau berlarian minta dikejar. Begitulah drama anak lagi sakit tapi masih mau main terus. Padahal semakin mereka bergerak panasnya makin tinggi karena tidak istirahat. Tubuhnya semakin lemah untuk melawan kuman. Ketika demam tinggi ini saya harus segera membujuknya untuk minum Tempra Syrup agar lekas sembuh seperti kakak dan adiknya.



"Ayo Nak, minum Tempra Syrup, enak sekali rasa anggur yang manis." 
"Nyanyi dulu Ma, Tayo, Shimajiro, Doraemon, terus muter-muter sambil loncat-loncat." rajuknya.
Baru nyanyi Tayo sekali, langsung diminum Tempra Syrup rasa anggur dan memang manis. Senyum deh nggak manyun lagi. Tuh, kan Tempra Syrup itu manis :)


Sebelum nyanyi nggak mau minum obat, setelah nyanyi bersama mau minum obat. :)
Hey Tayo, dia bis kecil ramah... (hehehehe)


 Obat Cinta Untuk Sang Buah Hati 

Walau demam itu tanda tubuh sedang melakukan perlawanan, tetapi sebagai seorang ibu harus sedini mungkin mendetect anak sakit apa, kronologisnya dan mengambil keputusan untuk memberikan obat dahulu atau langsung eksekusi ke dokter.

Penting sekali ketika anak-anak demam adalah mengobservasinya :

  • berapa demamnya, masih normal atau sudah sangat tinggi
  • Step atau tidak
  • Perlu ke dokter atau masih bisa dilawan kumannya 
  • lihat keceriaan anak atau semakin lemah
  • Nafsu makan atau masih bisa masuk makanan walau sedikit atau sama sekali tidak masuk makanan

Ketika sudah melakukan observasi dini, maka memilih obat yang menjadi resep keluarga. Mau obat tradisional, obat herbal atau obat-obatan yang beli di apotik. Saya termasuk yang sering beli di apotik, karena sudah langganan juga dengan apotik dekat rumah. Ada kartu membernya, belanja semua kebutuhan bayi dan ank-anak, dari bedak, minyak telon, vitamin anak, sampai obat demam. Bahkan petugas apotik sangat ramah kalau stock obat yang saya tunggu sudah ready lagi. Salah satunya obat yang selalu saya stock di rumah yaitu Tempra.

Kenapa saya pilih tempra untuk penurun panas anak-anak?


Awal pertama kenal tempra justru ketika di posyandu ada penyuluhan. Sang apoteker memberikan macam-macam obat demam salah satunya Tempra. Sejak anak pertama, hingga sekarang memiliki tiga anak, tempra sangat lengkap untuk usia anak. Seperti ketika bayi saya demam maka saya beri Tempra Drops (untuk usia 0-1 tahun), untuk kedua anak saya yang diatas 2 tahun saya beri Tempra Syrup. Untuk anak usia diatas 6 tahun ada juga Tempra Forte, lengkap sekali bukan jadi jangan lupa sedia selalu Tempra di rumah. Tempra ini juga aman di lambung. Tidak perlu dikocok, karena sudah larut 100%. Dosisnya juga tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis).
Stock Tempra di rumah :)
Anak-anak memang terkadang sering sekali demam. Karena sedang aktif-aktifnya bergerak. Ada beberapa penyebab demam pada anak yang sering anak saya alami : imunisasi, tumbuh gigi, sakit dan nyeri di anggota tubuh, diare, kelelahan. Selalu sedia Tempra di rumah untuk mengatasi sementara gejala demam. Sambil observasi demam anak, jika langsung reda maka anak memang butuh istirahat. demam menjadi "alarm tubuh" baginya. Sedangkan jika demam semakin tinggi sebaiknya periksa ke dokter untuk mengetahui penyakit yang menyerangnya.

Yang terpenting sebagai ibu kita harus semangat, jangan down ketika anak sakit. Ketika anak sakit ektra tenaga untuk selalu memberikan perhatian, banyak berdoa untuk kesembuhan sang buah hati. Serta jangan lupa periksa ke dokter dan minum obat sesuai petunjuk. Sehingga anak-anak bisa sembuh seperti sedia kala dan kembali ceria.


Doa dan cinta adalah mantra yang selalu membuat anak-anak dekat dengan ibunya. 


Jadi saya memahami kenapa seorang ibu ikhlas bertahan di rumah, memandangi rumah yang berantakan, mainan yang berserakan, dinding yang penuh coretan dan setia pakai dasteran asal anak-anak dalam jangkauannya. Yang terpenting anak sehat, itulah kekuatan ibu.




Salam Inspirasi

42 komentar:

  1. Waah..Abang, Kaka, Dede lucu2 banget sih, mbayangin krucil hebohnya ya Mba dengan segala kerempongannya. Dan bener kalo anak sakit tuh sedih banget, untungnya ada obat cinta ya, anak2 sehat kembali. Ahh, pokoke sehat2 ya buat abang, kaka dan dede terutama buat emaknya, kudu strong..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi mama cantik doanya, memang kudu stock obat cinta di rumah :)

      Hapus
  2. wow superr momie..sehat2 kita ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, mama kayama. Makasi kunjungannya :)

      Hapus
  3. MasyaAllah, saya dua pasukan aja sudah heboh, apalagi 3 ya Mba'. :)
    Untung ada tempra mendampingi.
    Sehat terus bersama keluarga ya Mba', Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasi doanya ya Mba, huum sedia tempra selalu.

      Hapus
  4. Aaiiihhh itulah kasih sayang ibu ya mba. Semoga Abang, Kakak, Dedek, sehat selalu dan makin cerdas setiap harinya.

    BalasHapus
  5. Waaa Tempra obat jaman kecilku, ternyata masih hits sampe sekarang ya Mba. Canggih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, pilihan ibu dari zaman dahulu dan zaman now juga.

      Hapus
  6. Bukan lupa nyisir lagi mba, memang ga sisiran saking ga sempat nya ahhahaha aku juga gitu soalnya.. aku malah makan tapi sering lupa minum mba gara gara harus segera urus anak lagi ^^ *busy mom*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, lupa nyisir rambut dan minum, saya juga masih sama suka kayak gitu :)

      Hapus
  7. Mommy strong ini mah. Ngebayangin ributnya pas ketiganya lagi rewel hehe. Tapi yakin deh. Momen kayak gini justru membuat bahagia. Kelak pasti dirindukan mbak Erna ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, huum sangat sepi di rumah kalau anak-anak lagi dibawa pergi main sama ayahnya. Seperti semua benda-benda tertata rapi dan tak ada yang berantakin lagi.

      Hapus
  8. Mbak, aku baca sambil cekikikan terutama bagian ini
    "Baru satu suapan,anak sudah pup di celana, minta dibersihkan."

    Iya banget. Sampai makan itu ga dirasakan, yang penting masuk. Hahahah

    Ah jadi ingat si nomer dua yang doyan nangkap kodok. Masih yaa. Hebat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iya, malah anakku pernah ketiganya mpup. Abangnya di kamar mandi teriak minta dibersihkan, anak kedua pup di celana dan anak ketiga juga pup di celana. Ya emaknya langsung deh bersihkan satu-satu.
      Huum masih nangkap kodok, gendong2 lele juga masih.

      Hapus
  9. Ajep ajep mah ngadepin anak. Bituh sabaaaaaar tingkat tinggi. Btw, anaknya kompakan ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, butuh sabar seluas samudera, hehehe :)
      Kalau akur ya kompak, kalau lagi sensitif semua ya sama aja berantem-beranteman.

      Hapus
  10. sehat-sehat terus yaa ponakan2 kecilku yang ganteng2 dan cantikk *peluk cium*

    BalasHapus
  11. anak-anak Mba Erna lucu-lucu ihhh, pengen tak cyum pipinya :*

    Sehat selalu yaa Nak :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin makasi doanya mba Ira, doa yang sama untuk ananda Wahyu

      Hapus
  12. Masya Allah ya lelahnya seorang ibu, baru merasakan nih dengan hadirnya baby Denji. Salut buat yang anaknya banyak.
    Setuju bgt teh, seorang ibu itu secape apapun tetap aja seneng kalau lihat anaknya sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mamah Denji iya anak sehat adalah kebahagiaan bagi ibu.

      Hapus
  13. Lucu banget foto adik tuh ya, ketawanya lepas banget. Sehat-sehat ya 3 F

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mba Naqy, kalau lagi senyum selalu pada bikin gemes, lucu-lucu.

      Hapus
  14. Heu.. kalo si kecil demam rasanya emang campur aduk. Yang biasanya lari sana-sini sekarang maunya tiduran aja. Cepat sembuh buat kamu yang lagi demam

    BalasHapus
  15. Wah adek hebat berani pegang ikan ya. Anakku takut nih sama ikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, semua binatang di sayang, lengah sedikit main gendong

      Hapus
  16. Merawat 3 anak itu luarbiasa, salut untuk para ibu yang punya banyak anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga semua ibu diberi kekuatan selalu dan kesehatan. Amiin.

      Hapus
  17. Sedia Tempra di rumah bikin tenang ya, mba :) Btw..lucu2 anaknya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba tenang di rumah,demam itu begitu datang tiba-tiba pada anak. Jadi stock obat demam,menghindari step atau demam tinggi malam hari. Makasi ya, mereka lucu-lucu dan banyak tingkahnya

      Hapus
  18. Saya juga sudah ga kerja kantoran lagi mbak, menurut saya justru lebih menyenangkan karena kita bisa memberi dan mendapatkan cinta sejati dari anak-anak di rumah :)

    BalasHapus
  19. Anak-anak walaupun banyak polah selalu saja lucu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar, dunia anak-anak adalah bermain sesuka hati :)

      Hapus
  20. Seruuu banget liat tiga F. Semoga abang, kaka dan dede sehat selalu. Sedia Tempra di rumah memang perlu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, makasi doanya tante Rachel :) Sudah sedia Tempra di rumah. Kapan main ke sini lagi?

      Hapus
  21. Gemesin semua dedek,kakak dan abang ya. Senang liatnya sehat dan aktif lagi. Salam buat sekeluarga ya Mba.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.