-->
Menu
/
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh."

Bibir mungilku merapal berulang kali bilangan satu sampai tujuh. Aku penuhi juga lubang-lubang yang kosong dengan 7 buah biji. Biji-biji yang digunakan sejenis cangkang kerang kecil. Dihadapanku adalah kakakku yang sekaligus kawan bermain dan juga lawan dalam permainan congklak ini.




Seperti ku, kakak perempuanku pun sama juga merapal bilangan satu sampai tujuh dan memenuhi setiap lubang dipapan congklak. Selesai semua, lubang di papan congklak telah diisi. saatnya memulai permaianan. Jari-jariku meraup biji cangkang kerang, mulai mengisi setiap lubang dan terus hingga satu persatu lubang yang ada kerangnya aku ambil dan aku isi ke lubang lainnya. 

Langkahku berhenti pada lubang kosong di daerah lawan. Aku pun terdiam  dan menunggu giliran kakakku berhenti. Jemari kakakku masih penuh biji-biji congklak dan langkahnya matang penuh strategi. Dan, benar saja langkahnya berhenti di lubang kosong miliknya tetapi sambil menembak hasil kerang dilubangku.

"Wah langsung dapat tembakan banyak. Kakak hebat" pujiku kepada kakakku yang selalu unggul dalam permainan congklak.
"Ayo de, kalahkan kakak. Jangan asal main. Pakai strategi dan belajar hitung cepat!" saran teh ely kakak yang selalu menemaniku bermain di rumah.

Tentu saja dalam hatiku setiap kali main congklak aku ingin jadi pemenangnya. Jadi tidak perlu bertugas merapikan biji congklak ke toples dan menyimpannya dalam lemari bersama papan congklak. Sesekali ingin merasakan kesenangan bermain tanpa harus merapikannya.

Aku mulai melirik lubang-lubang lawan yang penuh berisi kerang. Aku ingin menembak dan mengambilnya menjadi milikku. Jadi lubang utama ku penuh dan akan jadi pertanda akulah yang menang. Harapan lain dariku, bukan hanya sekedar penuhnya lubang utama tetapi tetap bisa melangkah hingga lawan akhirnya kalah karena sudah tak ada cangkang kerang lagi di lubang miliknya.

Strategiku untuk mengalahkan kakakku ternyata belum juga berhasil. Aku selalu kalah dengan kecepatan hitung kakakku. Walau sering kalah, tetapi permainan ini begitu ku suka. 
  • Pertama,  bermain congklak sudah pasti dapat izin dari ibu karena bermainnya di rumah sehingga ibu bisa mengawasi. 
  • Kedua, bermain congklak tidak bikin cepat lelah apalagi bikin baju kotor. Cukup duduk manis dan jari-jari bergerak mengitari papan congklak saja. 
  • Ketiga, jadi pandai berhitung cepat. Seperti kakakku yang mengisi lubang dengan cara hitung cepat dan selalu jadi orang pertama yang selesai dalam persiapan bermain congklak. Juga strategi menang dengan cara menghitung cepat dari baru mulai melangkah. Jangan sampai kita ambil isi lubang yang jumlah bijinya akan membuat kita mati ditempat lawan atau tanpa hasil tembakan.

Apalagi bermain congklak pada bulan ramadhan, menunggu waktu berbuka puasa jadi tak terasa. 
Inilah kenangan cantik masa kecilku, setiap kali melihat cangkang kerang selalu ingat kembali kejadian masa kanak-kanak dahulu yang diizinkan bermain asal tidak berantakan,tidak ribut dan tidak jauh-jauh dari rumah. Maka bermain congklak menjadi permainan favoritku bersama kakak-kakak perempuanku.

Bermain congklak seru dan mengasyikkan sekali bukan. Apakah kamu juga menyukai permainan ini? Sudah tahu congklak kan? kita bahas tentang Congklak yuk.


Pengertian Congklak

Congklak adalah permainan tradisional yang dimainkan dua orang. Dengan papan congklak dan biji congklak yang berasal dari cangkang kerang ataupun material plastik yang dibuat mirip cangkang kerang. Jika tidak ada maka bisa menggunakan biji-bijian. 




Cara Permainan Congklak

- ada dua pemain
- Ada sebuah papan congklak
- biji congklak 


Nah sudah tahu congklak dan cara bermainnya, kan. Walau saat ini permainan anak-anak lebih banyak di gadget dan membuat permainan tradisional ini makin lama makin jarang diminati. Saat ini ada solusi yang diberikan oleh  seorang blogger yang membuat sofware untuk bermain congklak secara virtual. Bisa di download sofwarenya disini.


Semoga bisa mengobati kerinduan dengan permainan tradisional dan bangga dengan produk dalam negeri. Mencintai Tanah Air dengan cara tetap merawat kebudayaan Indonesia. 


19 komentar:

  1. Congklak aku pake batu. Kalo kerang aku nyebutkya kuwuk, buat main bekel

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba jiah. wkwkwkwk bekel aku juga suka. tapi suka dimarahin kalau berisik

      Hapus
  2. saya dulu punya rumus supaya bisa menang main congklak ini, tapi skrg sudah lupa lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo mba ingat2 lagi rumusnya biar saya jadi jago main congklak

      Hapus
  3. haa congklak ada versi virtual? kayaknya kurang seru hehe. udahannya ga bisa ngebarisin kerang jadi mobil2an :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah benar mba kita main yuk di dunia nyata biar seru.

      Hapus
  4. aku bilangnya kewuk, kalo yg warna kuning nanya kewuk gajih hihiii

    ahhh jadi inget masa keciiil...

    BalasHapus
    Balasan
    1. congklak memang kenangan banget. apalagi bulan puasa nunggu waktu buka

      Hapus
  5. aku juga suka main congklak..seruu dan mengasyikkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. asyiiilk kan congklak memang mainan tradisional yang menyenangkan

      Hapus
  6. Unik, kalo saya sih mainanya layangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun aku juga sama main layangan cuma langsung diteriakin ga boleh jauh2 mainnya.

      Hapus
  7. Kalo di sini namanya dakonan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah beda=beda ya namanya. tetap satu jua permainanya

      Hapus
  8. permainan kita sama, mbak naaa

    BalasHapus
  9. aku sulit mencari biji congkalk seperti yang aku punya waktu kecil nih. Terima kasih sudah berpartisipasi ya mbak Erna

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah dikunjungi mba lidya,hatur nuhun mba. iya yang biji congklak seperti zamankukecil sudh langka. sekarang banyaknya yg dariplastik

      Hapus
  10. Wuh baru tau ada versi virtualnya.. mau ah nyobain :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba pungky melestarikan permainan tradisional. biar ga punah

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.