-->
Menu
/

Hidup adalah menginspirasi dan terpinspirasi. Banyak yang akan kita lewati dalam perjalanan hidup. Disitu bisa kita temui orang-orang yang penuh cinta dan ketulusan hatinya. Menjemput bahagia dengan orang terkasih. Seperti film Habibie dan Ainun yang membuat saya terinspirasi. Sebuah film perjalanan cinta sepasang anak manusia.Berjalan dalam biduk rumah tangga mengikuti jejak kecil sang suami. Hidup di Jerman dengan sangat sederhana. Bahkan di tengah hujan salju ketika Habibie menuju perjalanan pulang, harus berhenti sejenak, hanya untuk menambal sepatunya yang berlubang dengan gumpalan kertas. Sampai di rumah, Ainun wanita lembut dan setia yang selalu hangat menyambut suami tercintanya. Meninggalkan gelar dokter hanya untuk  mengurus buah hatinya sendiri. Mengukir setiap depa dengan keluarga kecilnya. Tidak tahu akankah suaminya menjadi apa dimasa depan kelak. Bagi Ainun yang terpenting adalah menjadi istri yang taat pada suami dan  selalu mendampingi di setiap lelah dan senyumnya yang merekah. 


Cinta itu memberi. Itulah yang saya tangkap dalam film ini. Ainun seorang istri yang selalu memberi perhatiannya pada suaminya dan menjadi seorang ibu yang memberi cinta kepada kedua buah hatinya. Begitu juga Habibie yang selalu memberikan teladan suami sekaligus imam yang baik untuk istri dan anak-anaknya. Selain  itu Habibie juga memberikan banyak perhatiannya pada tanah kelahirannya, Indonesia. Kecerdasan yang dimilikinya tidak membuatnya melupakan bangsanya sendiri. Bahkan di luar Negeri kecerdasannya begitu diakui dan disanjung. Tetapi Habibie tetap memberi cinta pada Negerinya. Berusaha memberikan yang terbaik. Walau jalan tak selalu mulus, ujian dan cobaan hidup bagai pil pahit yang harus ditelan dan dilewati. Memimpin Indonesia dalam keadaan krisis. Tetapi selalu optimis untuk meraih Indonesia menjadi Negara yang mandiri. 

Tak kalah hebat dari Habibie, Ainun adalah wanita yang kuat. Cobaan penyakit kanker tak membuatnya surut menjalani hidup. Pancaran cintanya selalu hangat. Memberi cinta untuk suaminya. Ainun juga tak pernah rela anaknya diasuh orang lain. Baginya buat apa pendidikan tinggi namun meninggalkan anak dan diasuh oleh orang lain, yang belum tentu lebih baik dari orangtuanya sendiri. Pemikiran yang membuat saya begitu yakin, kekuatan seorang ibu yang akan menjadikan anaknya menjadi manusia yang mengenal cinta pada kedua orangtuanya. Bagi saya setiap apa yang kita lakukan akan selalu ada feedback balik. Seperti pantulan alam yang akan terus berputar mengitari roda kehidupan. 

Begitu juga dengan Habibie, puncak kekuasaan dan  kekayaan membuatnya tetap setia pada cinta sejatinya yaitu Ainun. Hingga kanker ganas memisahkan cinta sepasang manusia. Tangisan cinta itu mengalir mengiringi kepergian istri tercintanya. Diiringi doa sepanjang hayat. 

Setiap kehidupan manusia akan mengalami pasang surut. Kuncinya hanya satu yaitu memberi cinta. Memberikan cinta kepada Sang Maha Pencipta pemilik kehidupan, bagaimana keseharian kita tak terlepas dari ayat-ayat cinta kepada-Nya. Memberikan cinta kepada pasangan kita yang terbaik dan berharap inilah yang akan membuatnya selalu penuh dengan cinta dalam berumah tangga. Membangun cinta hingga  semakin tua bangunan cinta itu semakin kuat dan kokoh, menjadi pintu gerbang ke syurga yang abadi. 

Saya dan suami, mungkin tak sehebat Ainun dan Habibie. Namun, prinsip saling memberi cinta pada pasangan halal dan saling menjaga, setia, dan sama-sama membangun cinta dalam rumah tangga itulah point penting yang akan membuat rumah tangga bahagia. 

Tentu bagi yang belum memiliki pasangan tidak perlu merasa sedih dan  sulit mendapatkan sesosok bidadari di dunia. Yakinilah ada, merekalah calon ibu dari anak-anakmu kelak. Yang memberikan cintanya sepanjang hayat untuk suami dan anak-anaknya. Jadilah selalu lelaki yang menjaga keimanan, dan juga ketaatan pada orangtua, karena itulah yang akan mengantarkanmu pada bidadari pujaan hatimu. Bagi wanita yakinlah taatmu hanya kepada Allah SWT dan baktimu hanya kepada orangtua bukan pacar. Jagalah selalu cinta sucimu. Jangan memberi cinta pada orang yang salah. Jagalah pondasimu, hingga datang jodohmu disaat yang tepat. 

Bagi yang telah berpasangan halal (suami-istri), bisa jadikan film Habibie dan Ainun ini sebagai tontonan yang menginspirasi. Luangkan waktu 118 menit untuk memutar sejarah cinta pada keluarga, Negara, bahkan tetap berkilau di luar negeri. 

Tidak hanya itu film Habibie dan Ainun juga menjadi renungan bagi para generasi muda bahwa hidup bukan hanya mengejar-ngejar cinta buta diusia remaja. Habibie Muda yang penuh prestasi dan memiliki semangat membangun negeri telah terpatri dalam hidupnya. Habibie bisa dijadikan inspirator pemimpin yang brilliant yang membawa banyak perubahan untuk Negeri.


1 komentar:

  1. saya kagum dengan Bapak Habibie dan Ibu Ainun, patut dicontoh oleh siapapun, terimakasih atas partisipasinya ya mbak

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.