-->
Menu
/

Mau jadi penulis, tapi gak nulis-nulis itu seperti seorang penjahit yang tidak bisa menjahit baju, tetapi maksa menyebut dirinya seorang penjahit. Menurut saya ini seperti penjahat yang tidak mau mengakui kesalahannya. Mau menjadi penulis, harus suka nulis. Menulis tidak perlu menunggu hari esok datang. Sedangkan dihari ini ribuan penulis sedang menuliskan naskahnya.



Menulis menanti waktu luang ada.
Sedangkan pekerjaan terus saja menyita.

Menulis menunggu suasana sepi, 
Sedangkan hati sibuk memikirkan semua hal yang tidak fokus.

Menulis menunggu duduk tenang di depan laptop, wifi lancar, sambil menikmati secangkir kopi dan brownies keju. 
Sedangkan itu hanyalah angan.

Kapan menulis? 

Menulislah setiap harinya. 
Disetiap jeda yang kamu punya.

Masih banyak alasan, sibuk pekerjaan, sibuk berbagai urusan. Kembali berpikir apakah kita mau jadi penulis? Atau hanya yang melabeli diri saja tanpa mau menulis. 
Kunci sukses seorang penulis adalah melawan kemalasan dan melawan seribu alasan. 
sukses = No alasan + semangat menulis

"Ih kamu kan cuma irt"

"Anakku empat rewel semua"

"Suamiku gak pengertian..."

"Aku kan kerja bla bla bla"

"Bos ku itu blukutuk blukutuk"
"Laptopku rusak," 
"Jariku encok"

"Mataku minus,plus,silinder"

"hikumebi kayak pelangi"

"Waktuku doremifasolasido"

"Aku kan dibarat, ditimur,diselatan,digunung, di laut,"
Dan sejuta alasan...

Tahukah kamu, dari alasan-alasanmu :

- tak mudah bagi seorang ibu rumah tangga menulis, disela kesibukannya. Tetapi ada banyak penulis yang juga adalah seorang irt. Kamu masih single? Masih mau kalah sama yang double , triple, dst.

- anak-anak bukanlah beban, mereka adalah anugerah. Bukankah kita akan merasa lengkap kehidupannya setelah ada anak. Merekalah sumber kekuatan. Dan banyak pula penulis yang punya anak banyak tapi produktif.

- suamiku lho, kurang perhatian. Coba kembali kita balik. Apa kita juga kurang memperhatikannya. Banyak juga penulis yang ternyata suami istri, mereka saling support.

- aku kan kerja, ya setiap manusia aktivitasnya hampir semua bekerja, bergerak. Bayi yang baru lahir saja yang masih tidur terus. Itupun harus tetap asi per 2 jamnya. 
- serta alasan-alasan lainnya.

Tidak ada penerbit yang menunggu kita menyelesaikan naskah. Karena masih banyak naskah yang masuk ke meja penerbit setiap harinya. Jika menyelesaikan naskah saja susah, maka jangan harap karya terbit. Menjadi penulis itu bukan sekedar menulis saja, menyelesaikan naskah, mengetuk pintu penerbit, promo buku dan proses panjang lainnya. Entah karya kita diterima baik atau ada pula yang mengkritiknya.

Kebesaran hati, semangat yang tidak pernah mati, akan menjadikanmu menjadi penulis sejati. Sempatkanlah menulis, walaupun cuma sebaris. 




5 komentar:

  1. betuuuulll
    berjuang lewat tulisan

    BalasHapus
  2. betuuuulll
    berjuang lewat tulisan

    BalasHapus
  3. Kita seringkali mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu, ya. Parahnya orang lain seringkali menambah motivasi untuk malas! Pokoknya tetap menulis, meskipun masih dianggap sepele oleh banyak rang ^_^

    BalasHapus
  4. Saya juga memang sering berdalih dengan banyak alasan.. Padahal aslinya malas nulis hix. Makasih ya tulisannya, jadi pengingat untuk tetap semangat nulis :)

    Btw saling follow yuk dari KEB juga ^^

    BalasHapus
  5. bener, teh...rek nulis teh sok banyak wae alesannya, hehe

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.