-->
Menu
/

Banyak orang berpikir hidup tenang dengan banyak uang. Namun tak semua kenyataan hidup menomorsatukan harta sebagai simbol kebahagiaan. Kaya boleh saja, agar kita dapat lebih banyak membantu orang-orang yang membutuhkan dengan sedekah. Jika pas-pas an bukan berarti hidup dalam penderitaan. Nikmat dan cobaan hanyalah anak tangga agar kita dapat bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Ada obat penyejuk, penenang, dan membuat candu ingin selalu bersenandung dalam alunan ayat suci serta mentadaburinya  akan menyentuh hati  dan lebih mencintai lagi kepada Ilahi. Kalamullah yang menjadi petunjuk hidup dan obat hati.

"Ahh sholat iya, ngaji juga sudah. Kok hidupku begini-begini saja?" Mungkin pertanyaan ini sempat terlintas dipikiran kita. Perlu jawaban hidup yang tepat maka cintailah Al-Qur'an. Cari resep jitu untuk obat penyejuk hati. Agar segala kegalauan dunia tidak membelenggu hati dan pikiran kita.

Dengan membaca Al-Quran hidup  menjadi tentram. Hal ini yang biasa aku lakukan sejak masih single adalah selepas pulang kuliah malam, karena paginya aku harus bekerja, maka sebelum tidur aku terbiasa tilawah. Cara ini membuatku relax, semua beban dan penat seharian menjadi hilang. Kebiasaan ini ku lakukan juga setelah menikah. Aku yang menikah ketika masih status mahasiswi semester lima dan masih sebagai seorang karyawan tetap di perusahaan swasta, selalu meluangkan waktu untuk mencintai ayat-ayat Allah. Ilmuku  yang sangat sedikit, aku juga harus banyak belajar agar keimananku dalam mencintai Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan beribadah lainnya tetap continue. Walaupun manusia kadar  imannya selalu pasang surut. Terutama wanita sepertiku jika haid datang, rasanya raga saja sudah moody-an, hati  pun menjadi tak terkontrol.

Setelah wisuda dan aku pun sudah menjadi seorang ibu, aku memilih focus mengurus anak.  Memasuki dunia baru, keluarga kecilku yang tercinta membuatku belajar banyak hal yang harus dipelajari sebagai seorang ibu rumah tangga, bukan sebagai wanita karier lagi. Kebersamaan bersama anakku  dimasa pertumbuhan emasnya. Aku berusaha mempertahankan kecintaan tilawah ini, berharap kelak anakku mengikuti  jejakku dan tentu saja doaku semoga kelak anak-anakku menjadi hafidz dan hafidzah, amiin.  Sekarang aku tilawah menunggu ketika anak sudah terlelap manis ataupun ba’da shubuh disaat anakku masih tertidur pulas juga, ini agar aku bisa khu’syu membaca Al-Qur’an. Namanya ibu-ibu terkadang lelah menyerang kapan saja, mengantuk pun tak tertahankan. Dengan memakai Qur’an terjemahan dari  Syaamil Qur’an, pagi-pagi atau larut malam tilawah menjadi  lancar. Hurufnya yang besar dan jelas, ada arti perkata dibawahnya, dan juga terjemahan berada disamping. Lengkap dan membantu dalam memahami setiap kandungan dari setiap isi surat. Lebih bahagianya, ternyata anakku suka duduk memperhatikanku tilawah. Semoga kecintaannya kepada Al-Qur’an tertanam sejak dini.

Syaamil Qur'an

anakku yang ikut duduk mendengarkan ibunya tilawah. :)




1 komentar:

  1. meski lelah tilawah jalan terus ya mbak. semoga istiqomah dan putranya mjd hafidz. aaaaamiiiin

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.