-->
Menu
/

Hari minggu  ini saya weekend dengan keluarga sambil membawa si kecil jalan-jalan di kebun raya Bogor, tadi siy mau nulis liputannya yang seru, tapi ada sesuatu yang lebih penting dari itu yaitu ada peristiwa yang membuat saya perlu berbagi hikmah dengan para bunda disini. Apa itu? Hmm simak ya...

Oiya, Usia anakku baru genap setahun dan badannya yang gemuk serta daya tangkap yang cepat membuat saya sebagai orang tua bangga. Apalagi anakku itu langsung bisa berdiri tanpa pegangan lalu jalan dengan langkah sepuluh atau lebih. Sangat luar biasa, saya optimis berkat ASI dan saya yang merawatnya sendiri menjadikannya anak yang hebat. Dibandingkan anak seusianya yang sekarang ini banyak di asuh oleh bukan ibunya.
Kembali ke peristiwa  yang saya sebutkan diawal pembuka tadi, disini menyangkut tentang mengajarkan ilmu kebaikan kepada anak agar anak dapat menjalankan waktunya dengan penuh manfaat.    Menjadi orang tua memang selalu menginginkan anak mengikuti aturan atau keinginan kita. Kata lainnya adalah patuh atau manut. Dan semua yang baik pasti orang tua suka.

Namun bagaimana jika anak itu bandel, hiperaktif, selalu bikin ulah, dll. Apakah kita harus kecewa? Lalu memarahinya sampai tobat? atau melaporkannya ke polisi atau komnas HAM karena selalu buat kita rusuh? Semua kembali kepada Anda sebagai orang tua yang memperakukkannya sehari-hari. 

Hak anak yang baru lahir : 
1.  apakah sudah diberikan haknya yaitu ASi ekslusif kurang lebih dua tahun, 
2. rezeki yang Anda berikan apakah uang haram/Halal? 
3. kasih sayang yang diberikan apakah sudah Anda lakuakn kepada ank-anak.
4. Jika Anda masih mementingkan uang daripada anak maka dia menjadi sosok yang sulit dikendalikan. 

Peristiwa apa siy, yang membuat saya harus berbagi disini : 

Anak tetangga saya, baru kena musibah jarinya nyaris putus karena main di tempat proyek pembangunan. Namanya juga anak laki-laki adrenalin serta penasaran dan juga solidaritas dengan teman-temannya sangat tinggi. jadi bisa saja jika anak kita memang anak yang baik tapi karena salah satu sahabatnya itu agak "bebas" (dalam bermain) maka jangan heran jika anak kita pun sedikit-sedikit akan terbawa arusnya pula. Dan telah terjadi dengan anak tetangga saya. 

Yang membuat saya lebih terkaget-kaget lagi, anakknya sudah terluka di jari dengan perban yg besar seharusnya jangan dimarahi bertubi-tubi hingga membuatnya menjadi menyesal dan ingin lari. Sebut saja namanya R, anak yang masih pakai seragam putih merah ini sangat depresi sudah kena musibah masih saja dimarahi. Akhirnya diapun melakukan aksi nekad lagi yaitu dengan tangan masih diperban, hendak pergi dengan naik motor yang ia kendarai sendiri. 

Ironis, malah ada paman yang ikut memarahinya. Saya sebagai seorang ibu pasti sedih dengan apa yang terjadi dengan anak itu, walau bukan anak saya ya. Tapi masalah pamannya yang ikutan marah, menurut saya sebaiknya jangan, namun paman itu saja, buat anaknya yang seharusnya ASI diganti dengan susu sapi. Lho... itu kan beda jauh, iya tapi sekarang banyak juga bayi-bayi yang konsumsi susu bukan ASI. 

Saya ingin merangkul anak itu, mengajarkan penyesalan sebagai pelajaran. Bukan kembali menjadi ugal-ugalan. Namun saya pun ingin para orang tua introspeksi diri bagaimana cara mereka membesarkan anak-anak mereka. Mungkin ini juga renungan buat saya juga, bahwa anak adalah kertas kosong. Kitalah yang membuatnya menjadi anak berpribadi A, B atau C.

Salut juga kepada para ibu hebat yang dapat mengubah anaknya yang super nakal dari masa anak-anak hingga dewasa, seperti ibunda almarhum ustad Jefri yang begitu sabarnya mendidik anaknya hingga akhirnya menjadi ulama. Namun tak semua anak akan berakhir baik, ingat anak nabi juga ada yang kafir. Berarti sudah jaman dahulu, perjuangan orang tua dalam menjaga amanah Allah menjadi insan yang bertakwa tidaklah mudah.

Terima kasih untuk para bunda yang dengan telaten, keuletannya, kesabarannya, kegigigihannya dalam berdoa sehingga banyak anak-anak menjadi menjadi generasi madani. Yang menjadi ibu sekaligus guru, yang menemani dimasa-masa perkembangannya. Bunda hebatlah yang menjadikan anaknya menjadi luar biasa. Keep spirit Mom's.

Salam



Diberdayakan oleh Blogger.