-->
Menu
/

09 Oktober 2016 lalu ketika saya memberi materi pelatihan kelas blogging dan praktek bersama anak-anak marjinal dan dhuafa di sebuah sanggar bernama Cahaya Anak Negeri (CAN) ada kekaguman dalam hati terhadap sosok wanita yang telah mengundang saya sebagai pembicara tamu. Kekaguman saya kepadanya tentu beralasan karena dialah pendiri Cahaya Anak Negeri, figur perempuan Indonesia yang penuh kemilau prestasi mengesankan, seseorang yang begitu peduli kepada dunia pendidikan hingga menghantarkan puluhan anak kembali ke bangku sekolah dan bertahan di bangku sekolah, mulai dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi.

Saya sedang menyampaikan materi blogging bersama anak-anak CAN

Bernama lengkap Nadiah Abidin, bukan sebuah kebetulan saya bisa mengenal dirinya. Kami sama-sama berkiprah dalam salah satu komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia Forum Lingkar Pena. Kak Nadiah merupakan angkatan pertama yang turut merintis dari nol sejak pertemuan perdana di Radio Dakta, sedangkan saya masuk angkatan V pada tahun 2008. Pertemuan demi pertemuan di forum kepenulisan inilah yang merajut tali persaudaraan hingga kami saling mengenal secara erat. Hingga satu persatu mengenal secara intens. Tujuh Tahun kebersamaan membuat saya semakin kagum pada sosok  Kak Nadiah Abidin. Sejak Kak Nadiah masih sama-sama lajang, kemudian menjadi seorang istri dan seorang ibu dengan banyak pencapaian luar biasa memasuki usia cantiknya. 

Saya dan Kak Nadiah (kerudung Merah) bersama anak-anak CAN sesi foto bersama usai latihan

MENGENAL LEBIH DEKAT NADIAH ABIDIN


Meski Kak Nadiah yang terlahir tanggal 17 Januari 1980 sempat dibesarkan di negara panser Jerman, kecintaannya pada tanah air tak pernah sedikitpun berkurang. Justru sebaliknya. Menirukan jejak langkah kedua orangtuanya yang terlebih dahulu mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui kontribusi positif mereka, di mana sang ayah pernah mendapatkan penghargaan tertinggi negara atas pengabdiannya dari Presiden Bambang Yudhoyono.

Kak Nadiah Abidin menjadi inspirasi wanita Indonesia dengan niat tulusnya membantu anak-anak jalanan secara gratis, dengan cara membantu biaya pendidikan, membuatkan tempat tinggal, mengatur jadwal untuk mengasah kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan anak-anak sehingga mereka memiliki karakter luhur, ilmu, dan prestasi.

Pada perjalanannya Cahaya Anak Negeri rintisannya yang semula 100% beranggotakan anak jalanan dengan prosentase anak di bangku sekolah 0%, kini menjadi kombinasi anak jalanan, yatim piatu, anak  desa, lansia, dan masyarakat yang membutuhkan dengan prosentase edukasi formal 99%. Dalam hal ini, para orangtua pun distimulus kembali ke bangku sekolah, menaikkan taraf pendidikan mereka dari semula tidak lulus SD sampai ada yang tengah persiapan lanjut ke jenjang universitas.

Cahaya Anak Negeri sendiri bermula dari keprihatinan melihat anak-anak yang beraktivitas sedari pagi sampai larut malam di jalanan. Anak-anak yang sekadar menjalani hari-hari tanpa tujuan tertentu selain bertahan hidup. Anak-anak yang tinggal nomaden, berpindah dari satu emperan toko ke emperan toko lain, selasar Islamic center, mushola kampus, dan pos polisi yang tengah kosong.

Setelah mengenal anak-anak sekian lama, mendengarkan curahan hati dan harapan mereka, segala ragam cita-cita mulai dari menjadi guru sampai pemadam kebakaran, timbul ide untuk merumahkan dan menyekolahkan mereka. Bertempat di sebuah kontrakan dan saung bambu buatan sendiri, anak-anak dimasukkan ke sebuah sekolah paket. Namun, baru beberapa minggu, mereka mengeluh sekolah mereka KAPTEN alias kapan pinternya. Alasannya mereka diajarkan sekolah dari jam 7 pagi hingga 12 siang, sekolah seringkali baru buka jam 10, gurunya sibuk sendiri dengan soal dan jawaban diberikan sekaligus.

Alhasil disimpulkan bahwa anak-anak harus diujicobakan masuk sekolah formal biasa. Tapi anak-anak merasa tak percaya diri. Untuk mengatasinya, Kak Nadiah mengusulkan agar mereka ikut lomba baca puisi dan tulis puisi. "Yang penting kalian bisa tampil. Itu saja sudah membuktikan bahwa kalian bisa bersekolah seperti anak lainnya," begitu taktik yang dia gunakan untuk menggugah semangat anak-anak. Di luar dugaan, percobaan ini berbuah manis. Mereka meraih juara 1 tulis puisi dan juara 2 baca puisi.

Meski demikian, mereka tetap tak percaya diri, menganggap ada campur tangan yang membuat mereka menang. Buat menepis pemikiran tersebut, Kak Nadiah mengajak seisi rumah dari yang masih berumur 6 tahun sampai 18 tahun ikut dalam lomba teater. Dia menciptakan naskah yang dia beri judul "Nyanyian Anak Jalanan." Isinya merefleksikan kehidupan sehari-hari anak-anak yang diwarnai kedinginan, tidur di sembarang tempat, pemerkosaan, minuman keras, tawuran, kematian, yang membuahkan kebingungan, kesedihan, dan harapan bisa seperti anak lainnya yang berpendidikan dan kehidupan yang lebih layak. Karya ini rupanya mengena di hati juri. Mereka meraih juara pertama dan lalu diundang tampil di Taman Ismail Marzuki.                              

Untuk mengenalkan konsep pengentasan masalah anak jalanan melalui kerja terpadu antara masyarakat madani, pemerintah, dan industri, Kak Nadiah mengambil peluang dengan berpartisipasi dalam lomba kepenulisan esai yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Nyaris tak terkirim tulisannya karena masalah teknis, buah karya Kak Nadiah menjadi juara pertama yang membuat dia masuk deretan Pemuda Berprestasi Utama Indonesia yang diundang ke Solo buat menerima penghargaan langsung dari Wakil Presiden Budhiyono dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng yang disiarkan langsung oleh televisi-televisi nasional bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.                      


Menikah Demi Kebaikan Umat


Selama mengembangkan Cahaya Anak Negeri yang dulu diberi nama Sanggar Anak Matahari, Kak Nadiah tidak sendirian. Dia ditemani seorang pemuda yang memulai kiprahnya di Kota Bekasi dalam keterbatasan. Berasal dari pedalaman Sukabumi, Andi Suhandi menjadi generasi pertama keluarga dan lingkungannya yang termotivasi lanjut studi sampai perguruan tinggi. Buat memenuhi keinginannya, dia menjadi seorang pedagang agar-agar keliling yang lalu beralih profesi menjadi seorang pengamen, tukang parkir, dan asisten koki pedagang nasi goreng. Pada momen inilah jalan Kak Nadiah dan Kak Andi  bertemu. Sama-sama mencintai anak-anak dan mengharapkan kemajuan mereka, Kak Nadiah dan Kak Andi bahu-membahu berjuang untuk mencapai perubahan yang nyata. Pada prosesnya, kebersamaan ini melahirkan kedekatan. Meski disunting dokter, manajer, dan psikolog yang telah memiliki kehidupan mapan, Kak Nadiah kemudian memilih Kak Andi sebagai pendamping hidupnya berdasarkan prinsip bahwa hidup hakikatnya sebuah perjalanan meraih ridha-Nya. Bahwa pada akhirnya iman dan amalan kebaikan yang jadi perhitungan utama, bukanlah kekayaan dan status sosial seseorang. Beruntung keluarga Kak Nadiah sepandangan.

Maka, pada hari tahun baru 2011 ayah Kak Nadiah menguji bacaan Alquran Kak Andi.
"Satu juz hanya boleh maksimal salah tiga kali. Jika lebih dari tiga kali, Papi berniat meninggalkan ruangan," begitu kenang Kak Nadiah. 
Alhamdulillah, Kak Andi lulus tes. Berkat kerja sama yang kian intens dan terstruktur, keduanya kemudian dilirik media massa. Dimulai dengan penampilan mereka di DAAITV, Metro TV ikut melirik kiprah mereka, sehingga mereka kemudian diundang datang ke acara Kick Andy dan meraih penghargaan Kick Andy Award. Hingga hari ini, pasangan yang saling melengkapi tersebut masih berpadu dalam ikatan cinta. Mereka menebarkan inspirasi dalam beragam forum dan saluran, di acara seminar, talkshow, kolom suratkabar, siaran radio, program televisi, iklan layanan masyarakat, filler bioskop, buku, majalah, tabloid, dan film dokumenter mahasiswa.                      


Mendapatkan penghargaan Kick Andi Award

Menjadi Ibu Untuk Semua Anak


Melahirkan seorang putri cantik yang bernama Radinka Alisa Suhandi, menjadikan Kak Nadiah Abidin menjadi seorang wanita dengan gelar mulia sepanjang masa bernama ibu. Namun, gelar ibu tak disandang untuk putrinya seorang. Bagi Kak Nadiah, ia adalah ibu dari semua anak. Dia menyadari bahwa perkembangan anak bergantung antara lain pada sejauh mana anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Itu sebabnya, dia tidak keberatan dihubungi tengah malam sekalipun, mendengarkan keluhan, harapan, kegalauan anak yang membutuhkan jawaban ataupun solusi. Jangan pernah mengecap seorang anak nakal atau bodoh tanpa menyelami dulu permasalahan dan latar belakang, demikian keyakinannya. Hal ini dibuktikannya semisal ketika seorang psikolog memberitahunya bahwa ada satu anak memiliki intelektualitas setaraf taman kanak-kanak. Menurut sang psikolog, anak terkait cukup diarahkan menjadi pribadi yang baik tanpa mengenyam pendidikan formal. Tapi Kak Nadiah berpandangan lain. Menurutnya setiap anak bisa dipertajam intelektualitasnya, asal ada niat, kemauan, yang dipadukan kerja keras dan doa. Karena itu, dengan dibantu teman-temannya dia mengajak anak tersebut terus latihan berbicara, menulis, dan membaca. Hasilnya, dari semula tidak bisa menulis satu kata dengan benar, anak itu kini bisa menulis paragraf, bahkan keranjingan berfilosofi dan membuat cerita motivasi di media sosial. Dari sebelumnya dianggap sama dengan robot, seseorang yang takkan tak mampu berbicara di depan umum, dia menjadi pemimpin upacara dan diterima masuk tim inti pramuka sekolahnya.                        


Belajar dan Mengajar Tanpa Henti


Keyakinannya tentang arti penting edukasi membuat Kak Nadiah terus mendedikasikan dirinya di ranah pendidikan. Dilihat dari sejarahnya, Kak Nadiah mulai mengajar sejak masih kecil. Bersama kakaknya dia membuka sebuah kursus bahasa Inggris kecil di rumah waktu masih berusia sekitar 8 tahun. Dia pun memiliki semangat tinggi untuk ahli dalam berbagai bidang. Tidak mengherankan jika dia kemudian bergabung dalam aktivitas vokal, degung, tari, teater, PMR, kelompok ilmiah, debat, forum amal, OSIS, dan lainnya yang menghantar dia juara di berbagai perlombaan. Prestasinya yang cemerlang di setiap level pendidikan membuat dia berhasil masuk Universitas Indonesia melalui jalur PMDK bagi siswa berprestasi. Tidak sampai di situ. Ketertarikannya pada beragam bidang membuat dia terjun ke masyarakat sebagai seorang pekerja sosial, tutor, penyiar radio, sekretaris, penerjemah program televisi, penerjemah buku, editor, motivator, dan bidang lain yang menurut dia bermanfaat bagi negeri.

Buat memberikan teladan kepada anak-anak, Kak Nadiah terus bersekolah. Tamat dari S1 Sastra Jerman UI, dia langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 Ilmu Komunikasi UI, lalu beberapa tahun berselang masuk S2 Pendidikan Bahasa Inggris Unindra yang kini berlanjut dengan Diploma Montessori di Sunshine's Teacher Training dan persiapan kuliah S3 di bidang Pendidikan.                    

Kepiawaiannya dalam membangun sesuatu dari nol dan mengajar membuat Kak Nadiah pernah dipercaya menjadi salah satu ketua program studi termuda pada masanya dan menjabat sebagai manajer bagian akademik di Universitas Islam 45.

Secara keseluruhan, melihat potret dirinya sebagai  pemimpin dan wisudawati di usia cantiknya, membuat kemilau prestasinya semakin memukau.  
                  
Prestasi tersebut pun terpancar pada anak-anak binaannya. Peringkat sekolah mereka perlahan merambat naik. Secara gradual ada anak-anak yang meraih peringkat pertama di kelas masing-masing, menjadi ketua OSIS, ketua pramuka, ketua rohis, perwakilan sekolah, juara di kompetisi silat, foto, peragaan busana, pantun, berpuisi, pidato, futsal, sampai juara kepemimpinan, kedisiplinan, dan kreativitas seni.





MENGHARUMKAN NAMA BANGSA DI LUAR NEGERI 





Konsistensi Kak Nadiah dalam memajukan Cahaya Anak Negeri dan dunia pendidikan membuat kiprahnya dilirik bangsa lain. Membaca beritanya di media, Kedutaan Besar AS untuk Indonesia mengundang Kak Nadiah dan anak-anak binaannya tampil dalam salah satu eventnya. Agar lebih mudah dimengerti, Kak Nadiah menuliskan naskah MC yang dibawakan anak-anak dalam dua bahasa, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal ini membuat pihak kedutaan terkesan. Mereka kemudian menawarkan Kak Nadiah ikut dalam program e-teacher scholarship yang diperuntukkan bagi guru-guru dari sepenjuru dunia. Dalam durasi sepuluh pekan, mereka akan memilih 25 terbaik dari segenap benua untuk datang ke Amerika Serikat buat mendapatkan pendidikan profesional lebih lanjut. Tak dinyana, setelah dievaluasi bersama oleh Regional English Language Office (RELO) di semua negara, Kak Nadiah berhasil masuk Top 25, menyisihkan 1.175 guru lainnya, hingga diundang oleh Universitas Oregon dan the U.S. Department of State terbang ke negeri Paman Sam. Dia menorehkan catatan bersejarah dengan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang bergabung dengan guru-guru terbaik sedunia dari Argentina, Rusia, Tanzania, Yaman, Bolivia, Meksiko, Thailand, Malaysia, dan lainnya.




Dengan ilmu dan pengalaman segudang, tidak mengherankan jika dia mendapatkan invitasi dari seluruh lapisan masyarakat untuk berbagi ide dan tipsnya. Bulan ini saja dia dan suami beserta Cahaya Anak Negeri telah memenuhi invitasi mengisi acara di event Sharing Inspiration and Get Mature with Abilities (SIGMA) dari Universitas Telkom, Buktikan Derap Aksimu (BENDERA) dari Universitas Surya, dan Kajian Khusus Masjid Baiturrahman. Sebelumnya, dia mengisi seminar parenting di SDIT MMA, talkshow Hari Karier SDIT Alhuda Islamic School, menjadi narasumber untuk Kongres Pendidikan Internasional di Khazakhstan, tutor online tentang Creative Teaching bagi guru-guru Ukraina, serta trainer dalam event pelatihan guru, calon guru, dan peminat pendidikan yang diprakarsai oleh RELO untuk Indonesia.                      

Dia pun antara lain telah memberikan bekal motivasi dan renungan bagi anak-anak penghuni lapas anak laki-laki kelas 1 di Tangerang dan tips mengenali karakter anak beserta permasalahan mereka dalam seminar Muslimah Peduli Anak: Cermin Cantik Wanita Indonesia inisiatif dari KAMMI Cabang Bekasi.


Kak Nadiah Abidin, sinar prestasinya tak pernah padam. Menjadi seorang wanita, istri, ibu dan sosok yang memberi arti. Menjadi penulis buku, editor, dosen, penerjemah, founder CAN dan segudang kesibukan bukan menjadi alasannya untuk berhenti melangkah  dan usia cantik tak menjadi halangan dalam berkarya. Dalam format tulisan, karya Kak Nadiah dapat ditemukan antara lain dalam antologi Temui Aku di Taman Langit, Emak-Emak Fesbuker Mencari Cinta, Wanita dalam Islam, Skripsi Krispi, dan Gender di Kabupaten Bekasi. Buku terjemahannya Black Beauty yang dipublikasikan Orange Books sempat masuk ke dalam daftar 100 buku terjemahan terbaik, sementara tangan dinginnya sebagai pembimbing telah menghantar dua tulisan mahasiswanya menjadi juara pertama dan kedua dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi kampus.                      
Dia sendiri semasa masih bergelut di lingkungan perguruan tinggi menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah kampus yang menentukan rubrik, isi liputan, suntingan, dan susunan artikel yang masuk.

Pesan cinta Dari Kak Nadiah Abidin 


Kak Nadiah Abidin, memberikan pesan cinta untuk semua wanita Indonesia : 
Saat masih lajang, jangan berhenti belajar dan mengaktualisasikan diri. Cari tahu segala bentuk ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, lalu menerapkannya dalam kehidupan nyata, teriring doa dan ibadah kepada Allah SWT.
Saat telah menikah, jadilah ibu terbaik yang mendidik anak-anak menjadi generasi penerus berkepribadian luhur, soleh-solehah, tak hanya anak-anak kandung melainkan anak-anak di lingkungan kita, siapapun yang membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan panduan. Jadilah menantu yang menenteramkan hati dan berbakti. Seorang istri yang bisa memberikan semangat luar biasa kepada suami dan membantu dalam susah ataupun dalam senang, berjuang dengan segenap dan upaya. Jadilah seorang pekerja yang mampu membagi waktu dengan baik antara keluarga dan usaha, yang dapat meringankan beban, memajukan kesejahteraan.
Jangan lupa untuk terus berbagi dan ingat bahwa kita hanyalah hamba Allah yang dimaksudkan membawa kebaikan, sebagai individu yang hidup sementara, tapi semoga saja senantiasa menghadirkan kesejukan jiwa, perdamaian, keeratan ukhuwah, dan penguat iman dalam setiap helaan napasnya. Jadilah sebaik-baiknya manusia bagi sesama manusia dan sebaik-baiknya manusia di hadapan Rabb yang menciptakan kita. -Nadiah Abidin-
Saya sangat setuju sekali dengan pesan-pesan dari Kak Nadiah, teruslah berbuat baik tanpa henti, berkarya dan prestasi, dan biarlah usia merekam jejak dalam bingkai inspirasi hingga setiap detik, hari, minggu, bulan, dan tahun berganti tetap tertulis kebaikan yang abadi. 




53 komentar:

  1. Woow sosok yang bener2 inspiratif yaa dengan pencapaiannya di #UsiaCantik.

    Bener banget kata Belio, wanita di jaman sekarang harus berdaya, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, untuk menjalannya peranya yang beragam...

    Yuk ahh, biar selalu cantik tetep memang keseimbangan hidup yang dijalani.
    Salam kenal buat belio.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih teh Nchi Hanie sudah berkunjung, insyaAllah salamnya disampaikan :)

      Hapus
  2. Profilnya keren banget
    Suka dengan semangatnya dan kerja kerasnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba alida, keren sekali Kak Nadiah ini super semangat

      Hapus
  3. Saya suka dengan profil Bu Nadiah ini, apalagi beliau benar-benar menjadi sosok Ibu bagi banyak anak-anak, tidak hanya untuk anak kandungnya saja. Ini hal yang tidak banyak bisa dilakukan oleh semua orang. Sosok inspiratif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. huum mba ipeh alena, sosok mba nadiah banyak membntu anak2 Indonesia

      Hapus
  4. Wah keren, pencapaiannya banyak banget ya. Sosok yang sangat menginspirasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba Lianny, terimakasih atas kunjungannya

      Hapus
  5. Ya allah keren banget sih prestasinya ibu yang ini. Aku jadi malu di umur 24 aja udah males mau kuliah lagi karena ngerasa otak udah lelah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat Kak Putri, semoga kita bisa lanjut kuliah lagi ya , amiin.

      Hapus
  6. Kak Nadiah wajahnya beda-beda kalo difoto yaa hihihi. Masya Allah makasih atas semangat dan telah menjadi wanota yang menginspirasi, Kak. Semoga wanita Indonesia terus berpendidikan namun tidak melupakan keluarga sebagai prioritas utama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, terima kasih kunjungannya cutdekayi

      Hapus
  7. MBak Nadiah keren, gak cuma pintar untuk dirinya sendiri tapi juga bermanfaat untuk orang lain. Soo inspiring

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju sekali dengan Winda, memanginspiratif kak Nadiah ini :)

      Hapus
  8. Wow..kagum mbak..sosok inspirative banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. me too, kagum berat, Ya Allah benar2 wanita luarbiasa

      Hapus
  9. Wow..kagum mbak..sosok inspirative banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. huum mba wanita yang inspiratif sekali :)

      Hapus
  10. Salut dengan Mbak Nadiah Abidin, menginspirasi banyak wanita di luar sana. Tulisannya jadi semacam cambuk buat saya yang udah mau usia 30 tapi masih begini-begini aja nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, saya juga masih 30 an, begini-begini saja, yuk ngikut jejak wanita inspiratif kak Nadiah walau baru setitik-titiknya dahulu

      Hapus
  11. Subhanallahhh... bener2 prestasi yg diraihnya banyak banget mbak, Baru dnger dan kenal dengan nama mbak Nadiah Abidin ini...
    Kutipannya inspiratif skali untuk wanita Indonesia mbak.
    TFS ya mbak Erna, sukses ngontesmnyaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba Khoirur rohmah, amin doanya :)

      Hapus
  12. Aku tau beliau nih Mba, dari acara Kick Andy juga. Masya Allah, pasangan yang sangat inspiratif ya. Menurut saya sosok seperti Nadiah Abidin ini adalah sosok wanita cantik yang sesungguhnya. Bukan hanya cantik fisik, tapi juga cantik intelektual dan yang paling penting cantik hatinya. Barakallah untuk beliau dan keluarganya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin mba, makasih ya doanya. memang Kemilau prestasinya Kak Nadiah luarbiasa sekali

      Hapus
  13. wanita inspiratif ... tfs ya ...
    yuk ah menjalankan apapun peran kita sebaik2nya

    BalasHapus
  14. Kereeeeen... bisa menjadi ibu semua anak..

    Dulu kepengen juga membina anjal, tp nyali ga segede yg dbayangkan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, iya mba yang penting berusaha menjadi ibu semua anak dilingkungan terdekat ya mba :)

      Hapus
  15. Insipiratif, saat ketemu di Munas di Bali, aku sudah snagat terkesan, ramah bangeeet dan Masya Allah menginspirasi sekali. Sukses ya, aku doakan menang, Ini artikel keren bangeeets

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin terima kasih doanya mba Naqy, setuju sekali Kak Nadiah ini bukan hanya prestasinya yang segudang tapi superr ramah :)

      Hapus
  16. wahh inspiratif sekali kak nadiah. semoga di usiacantiknya beliau makin bersinar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminn, makasi banyak kaka kembar kunjungannya :)

      Hapus
  17. Membaca tulisan mbak Erna seperti membaca isi kepala saya sendiri. Masih terus berjuang untuk punya gedung sederhana milik sendiri dan sarana belajar anak dhuafa dalam belajar etika dan kemandirian. Menginspirasi banget,Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga terwujud juga ya mba, sekolah dhuafanya, amin

      Hapus
  18. Salut saya untuk mb Nadiah, semoga semakin banyak wanita sepertu beliau yg mencerdaskan anak2 Indonesia

    BalasHapus
  19. Wah...benar benar wanita hebat...menjadi ibu untuk semua anak. Tulisannya keren

    BalasHapus
  20. Waktu itu saya sempet gabung di grup teacher-nya Ma'am Nadiah (saya paling beliau Ma'am karena English teacher 😀) tapi saya kurang aktif. Tiap kali lihat postingan Ma'am Nadiah dan Sir Andi, saya kagum luar biasa, sama2 berhati mulia. Salam untuk beliau, mba. Semoga bisa ketemuan di @america dulu Ma'am Nadiah sering share

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya yang di @america mentor nya, keren ya mba.

      Hapus
  21. Eh maksudnya saya panggil beliau Ma'am. Duh typo 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. huum saya juga pengen gabung di @america lancarin bahasa inggris ku lagi yang sdh lama dimusiumkan

      Hapus
  22. Ya Allah, luar biasa, inspiratif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. huum Rodame senpai, sugoi no hito to iu koto desu.

      Hapus
  23. Masya Allah. Bu Nadiah sosok inspiratif banget. selain itu prestasi dan mimpinya luar biasa. jadi pengen kenalan sama beliau langsung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa langsung datang ke Sanggar yang di binanya di belakang stasiun Bekasi, bernama Sanggar Cahaya Anak Negeri (CAN) Bekasi

      Hapus
  24. MasyaaAllah... bagaimana caranya Mba Nadiah membagi waktunya ya? Segudang agenda dalam waktu 24 saja.. manajemen waktunya sangat sangat TOP!

    BalasHapus
  25. Iya Mba Salut dan terharu atas dedikasinya untuk anak jalanan dan masyarakat kurang mampu. menginspirasi sekali

    BalasHapus
  26. Mba Nadiah hebat euy! jempol deh buat prestasinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jempol banget buat prestasinya yang luarbiasa

      Hapus
  27. Mba nadiaaaaa proud of you, untung punya banyak foto bareng dia. Ntar Klo diaa dah jd artes ga kagok lagi aku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah jadi seleb nasional dan internasional dalam bidang seleb berprestasi, iyaya banyakin stock foto bareng Kak Nadiah :)

      Hapus
  28. Suka dan terkesan banget pada bagian ini:

    "Jadilah sebaik-baiknya manusia bagi sesama manusia dan sebaik-baiknya manusia di hadapan Rabb yang menciptakan kita"

    Jadi, tak ada batas untuk berekspresi dan berkarya.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.