-->
Menu
/

Jangan Tanyakan Hal Ini Ketika Seorang Ibu Sedang Berduka - Menjadi ibu adalah kebahagiaan bagi seorang perempuan. Fase demi fase dilalui dengan penuh rasa suka maupun duka. Belajar dalam setiap perkembangan yang tak membuatnya menyerah pada satu titik keadaan. Namun menjadikan tangan lembutnya dan pelukan hangatnya sebagai tempat ternyaman untuk kembali.


Menjadi ibu tak selamanya mendarat cantik pujian dari berbagai kalangan. Terkadang menjadi seorang ibu bukan hanya perlu perjuangan membersarkan anak-anaknya, berjuang pula demi ekonomi keluarga serta berjuang untuk semua anggota keluarga agar tetap dalam kendali.

Tak jarang apun keputusan seorang ibu rumah tangga selalu diberikan feedback yang menjatuhkannya. Padahal langkah yang diambilnya tak melulu salah atau juga sebuah keterpaksaan. Diantaranya :

Memutuskan bekerja, maka mendapat gelar ibu yang tega meniggalkan anaknya.
Berada di rumah, sayang banget sama anak sampai gelar sarjana saja tak terpakai.
Anak kurus, pasti ibunya malas masak.
Anak kegendutan, pasti ibunya banyak kasih makan instan dan kurang control.
Anak nakal, ibunya nggak mendidik di rumah. Dst.
Itu baru kejadian-kejadian sehari-hari yang walaupun memang ada seorang obu yang teledor namun tidak semua ibu mau disudutkan dengan statement seperti itu. 

Bagaimana memang ketika hati ibu sedang berduka? Pernahkah semua orang menatap padanya dan menjadikannya terdakwa atas kesalahannya.

Seperti beberapa kasus, ditemukan balita yang tersetrum menjilati kabel listrik, disaat ibunya sedang memasak.
Ditemukan balita tenggelam di kolam ketika ibunya sedang menjemur pakaian. 
Balita terserempet motor, saat keluar pintu gerbang rumahnya, tanpa pengawasan ibunya.
Seorang anak balita kemasukan kacang pilus di hidungnya ketika makan cemilan sambil nonton TV sendirian.

Kemudian, banyak berbondong-bondong pertanyaan “dimana ibunya?” , “ngapain aja?”, “kok bisa begini begitu?” , “ibu yang lalai dan teledor?”.
Memang seorang ibu perannya tak akan pernah sempurna. Sekalipun ia dijuluki makhluk multitalenta. Tetapi, seorang ibu juga manusia biasa yang hatinya bisa rapuh dan air matanya tak terbendung lagi serta mempengaruhi psikologisnya. Tekanan serta statement yang memojokkan bukan hanya membuatnya jatuh tetapi bisa membuatnya terpuruk. 

Maka ketika seorang ibu sedang berduka maka jangan tanyakan hal ini?
  • Kenapa?

Siap tidak siap, terkadang kejadian menimpa seorang anak yang membuat ibunya harus merelakan ataupun berjuang untuk menyembuhkannya. Baik kecelakaan atau hal tak terpikirkan olehnya sekalipun. Pasti sebelum orang-orang bertanya “kenapa?”, seorang ibupun akan bertanya dahulu, “kenapa kejadian ini menimpanya? Kenapa kejadian ini harus ia lewati? Kenapa harus ia yang berada diposisi ini?”. 
Jadi sebaiknya kata kenapa, hilangkanlah dari komunikasi ketika menghadapai seorang ibu yang sedang berduka.

  • Memangnya ibu dimana? Sedang apa? 

Menanyakan ibu sedang dimana dan sedang apa pada saat kejadian, hanya membuat pertanyaan itu seolah menyudutkannya. Sebaiknya ketika melihat ibu berduka, cukup berikan rasa peduli dan memeluknya tanpa perlu tahu lebih dalam. Biarkan ketika suasana telah berangsur baik dan keadaan ibu sudah stabil, serta mampu bercerita, nanti juga akan diceritakan baik melalui ibu tersebut atau kolega terdekatnya. 

Mungkin banyak pertanyaan keingintahuan dari orang-orang sekitar. Setidaknya dua pertanyaan tersebut cukup dijauhkan dari keadaan seorang ibu yang sedang berduka. Buatlah kalimat-kalimat yang menguatkan dan juga yang dapat mengembalikan semangat hidupnya. Sejatinya manusia ingin semuanya berjalan dengan indah. Tak mau ada duka apalagi musibah yang tak terduga. 


Salam Momblogger



12 komentar:

  1. Iya mba , kalau anak jatuh terus bapaknya nanya kamu ngapain aja ? Jleb sakit apalagi orang lain yang ga tahu apa-apa coment begitu.

    BalasHapus
  2. Ah iya teh. Rasanya gak tega buat nanya ini-itu sama ibu atau siapapun yg sedang berduka. Seakan ibu itu yg salah dll, malah nambah tertekan. Lebih baik ikut mendoakan dan cukup dijadikan pelajaran buat kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mendoakan adalah salah satu cara menguatkan ya dik Lina

      Hapus
  3. Duh, orang emang bisanya "maido", gitu istilah jawanya. :( Kasihan kan malah makin tertekan. Terlepas dari itu, semoga tidak terjadi hal aneh2 sama si krucil2. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba banyak ibu yg klo selalu jadi "terdakwa" maka stress jadinya

      Hapus
  4. Makasih mbak..
    Iya e..ibu itu, serba sulit ya posisinya. Semoga dijauhkan dari segala keburukan ya mbak..

    BalasHapus
  5. Sedih ya Teh, rasanya seperti sosok yang sengaja membunuh anak sendiri, padahal kan manusia itu beda sama Allah. Dimana penjagaan Allah itu paling sempurna dan ga ada duanya. Tetep aja ya manusia, sering ga mikir sebelum bicara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mungkin ibu juga makhluk ga sempurna, tapi dengan ketidak sempurnaannya yg di sorot rasanya seperti tidak mengerti jua keadaan hatinya. Makasi sudah berkunjung.

      Hapus
  6. kadang suka pengen ngamuk kalo ada orang yg tanya begitu ke seorang ibu yang sedang berduka, ya sama sih modelnya seperti disalahkan gitu. padahal ibu mana sih yang mau anaknya terluka ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya setuju mba, lebih baik doa dan tak perlu banyak hal kekepoan :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.