-->
Menu
/
Robbi hab lii minash shaalihiin.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh-shalihah.” (QS Ash Shaffat [37] : 100)

Keluarga adalah orang seisi rumah yang terdiri dari ayah, ibu, beserta anak-anak yang saling memiliki hubungan. Untuk membangun sebuah keluarga terlebih dahulu dengan melewati proses suci ijab qobul dalam sesi pernikahan sesuai dengan tatanan agama yang telah disyariatkan. Kemudian dari pasangan halal inilah maka akan lahir generasi-generasi rabbani. 


Dengan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapat ridho Allah SWT dan terus mengumpulkan amal untuk kembali ke Jannah-Nya. Maka perlu dibangun pondasi cinta yang kuat untuk anggota keluarga khususnya. 

Pondasi cinta keluarga Islami yaitu ada pada kekuatan doa. Doa merupakan senjata paling ampuh bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa Segalanya. Bahwa kehidupan sementara ini tak ada yang kebetulan, semua atas kehendak-Nya. Jadi, ketika salah satu anggota keluarga terkena musibah, sakit, kesedihan, semua itu tak lain adalah kehendak Allah SWT. Selalu ada hikmah yang bisa diambil dari hal apapun yang telah dilewati. Pada saat bahagia pun lebih dekat lagi kepada Allah SWT merupakan bentuk dari rasa syukur. Sebagai hamba selalu berdoa memohon kebaikan dunia dan akhirat untuk diri sendiri dan juga perlindungan keluarga.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar.
“Ya Tuhan, berilah kami  kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (QS. Al Baqarah [2] : 201).

Untuk membangun indahnya kelurga Qur’ani maka ada tiga cara yang saya usaha terapkan, yaitu :

1. Mengawali sesuatu dengan Doa
Inilah yang menjadi pondasi cinta yang kuat bagi keluarga. Karena kekuatan doa ini adalah sebuah keyakinan kepada Sang Maha pencipta, sebuah harapan untuk kebaikan hidup dan juga langkah awal memulai aktivitas untuk mendapat ridho-Nya. 
Berdoa untuk diri sendiri, berdoa untuk pasangan, berdoa untuk anak-anak memohon penjagaan dari Allah SWT, berdoa untuk saudara seiman, berdoa untuk seluruh umat muslim sedunia. Beginilah pondasi cinta keluarga Islami. 

2. Mengajarkan Kebaikan 
Hidup itu bergerak. Terus melaju dengan tujuan yang pasti. Membuat jadwal-jadwal yang terbaik dan penuh barokah dalam kehidupan keluarga. Mengajarkan ilmu agama dan ilmu kehidupan untuk anak-anak. Karena merekalah generasi yang akan mengisi masa depan. Memulai dengan cara mendoakan anak-anak, memberikan contoh yang baik serta selalu mengarahkan mereka pada jalan yang diridhoi Allah SWT. 

Untuk menciptakan indahnya keluarga Qur’ani, maka selain menanamkan pondasi cinta dengan kekuatan doa, selanjutnya adalah menjalani kehidupan sesuai ajaran Al-Qur an dan As-Sunah. Agama tidak bisa dipisahkan dari individu. Maka sejak kecil mengenalkan anak ajaran agama yang kuat dan terpatri di hati mereka. Tanpa adanya agama akan lahir generasi yang hidup bebas tanpa batas. Namun, agama akan menjadi rem dan alarm kebaikan. 

Setelah penerapan keluarga qur’ani dilakukan, untuk aktualisasinya adalah berkumpul dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini akan membantu dalam proses pelaksanaan dan juga membangun kebersamaan. 

3. Membudayakan Cinta Baca
Membaca merupakan kegiatan yang membuat seseorang bisa menambah ilmu dan pengetahuan sesuai dengan isi buku yang dibacanya. Membangun cinta baca pada pada anggota keluarga adalah dengan memberikan contoh dari diri sendiri terlebih dahulu. Saya sendiri memiliki hobi baca ini sejak kecil, dari hobi baca inilah yang mengantarkan saya menjadi penulis. Dari menulis buku ini saya mendapat undangan sebagai pembicara di Islamic Book Fair bersama Bunda Pipiet Senja yang merupakan salah satu pejuang pena yang saya kagumi. Walaupun harus membawa dua balita saya ikut naik keatas panggung dan alhamdulilah sekali dua balita saya mau duduk tenang hingga acara berakhir. Ini atas izin Allah SWT.



Setelah selesai acara, tentu sebagai ibu memiliki kewajiban untuk segera menyuapi dua balita saya yang sudah masuk jam makan siang. Maka saya mengeluarkan bekal bubur MP-ASI untuk anak kedua saya, dan anak pertama saya berikan jagung rebus kesukaannya. Dan, jangan lupa berdoa dahulu ya sebelum makan, agar syetan tidak ikut dalam setiap aktivitas kita.



Awalnya saya selalu membeli buku-buku di toko buku dan ajang pameran pesta buku yang sering diadakan Islamic Book Fair di Jakarta. Ajang inilah yang saya rutinkan sebagai jadwal wisata literasi Islami. Sejak masih status mahasiswi hingga saat ini menjadi seorang ibu dua balita aktif. Jarak jauh tak jadi masalah, meluangkan waktu untuk berwisata literasi yang penuh dengan buku-buku bergizi juga aneka busana syar’i. Tak kalah menarik juga adanya acara di panggung utama yang pastinya bermanfaat dan dipadati pengunjung.



Tak lupa juga mengenalkan waktu sholat. Karena keasyikan keliling cari buku bukan berarti jam sholat juga terlewatkan. Walau anak-anak masih balita mereka terbiasa ikut shalat berjamaah di masjid. Saat ke IBF kami mengajaknya pada stand terdekat yang membuka tempat untuk beribadah. 



Membawa anak berwisata literasi di IBF juga salah satu cara menumbuhkan cinta pada buku. Maka dari itu anak saya walau masih balita sudah memiliki koleksi buku. Membiasakan dekat dengan buku yang kelak akan membuatnya mencintai dunia membaca tanpa paksaan. Dari budaya cinta baca akan membuat anak luas akan wawasan dan ilmu pengetahuan. 


Mungkin masih banyak yang ingin tahu lebih banyak mengenai  adanya islamic book fair ini, yang begitu banyak manfaatnya kepada keluarga Indonesia dalam menambah buku-buku islam.


Pada tahun ini juga IBF telah mengagendakan jadwal-jadwal menarik yang begitu sayang dilewatkan. Event acara yang berlangsung pada tanggal 28 Februari hingga 6 Maret 2016 di Istora Senayan, Jakarta. 


Denah Lokasi Stand

Semoga kemeriahan pesta Buku atau Islamic Book Fair menambah minat baca masyarakat Indonesia.Terutama kelurga-kelurga yang ingin mewujudkan keluarga yang cinta baca agar tercipta generasi yang cerdas.


12 komentar:

  1. Betul, mengawali dengan doa, sepanjang hari menjadi penuh berkah. Sukses lombanya ya, Mbak. Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mba Tanti. Salam kenal kembali. Iya berdoa adalah start dari segala aktivitas.

      Hapus
  2. Wah, bagus tulisannya, detail. Ikut lomba ya mba, semoga menang ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi ya Mba Yanti sudah mampir dan baca postingan saya. Amin doanya juga. Semoga mba Yanti juga sukses.

      Hapus
  3. Kalo ada acara kaya gini, selalu gak bisa ikut. Paling-paling pas bazar aja. Soalnya jauh banget, satu jam perjalanan. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sayang sekali ya mba Anisa semoga saja bisa dapat tiket gratis pesawat terbang, jadi semakin cepat ke IBF nya. Bisa borong buku-buku keren.

      Hapus
    2. Xixixi, aamiin. Semoga didengar malaikat dan diaminkan doanya. :D

      Hapus
    3. Aminn juga semoga selalu diberi kemudahan untuk membaca buku-buku islami

      Hapus
  4. Siap2 datang ke islamic book fair lagi nih

    BalasHapus
  5. Di Semarang juga ada IBF, cuma peserta dari pihak penerbit dikit sih. Dan aku pernah juga ngisi acara sharing pengalaman menulis kisah inspirasi, senang ya bisa berpartisipasi sperti ini, mba Erna :)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.