-->
Menu
/

Dokumentasi pribadi
Sebagai gadis yang dilahirkan di kota yang sejuk dan indah seperti Kota Bogor, hidup saya selalu diwarnai rasa syukur. Sejak kecil pikiran saya selalu percaya bahwa seluruh Indonesia adalah syurganya pepohonan yang hijau. Saya menghirup udara yang bersih dan segar karena rumah memang dikelilingi pohon-pohon besar dan aneka tanaman hias yang menawan. Bermain bersama teman di area persawahan. Makanya tak heran bagi warga disini, jarang sekali jalan-jalan ke luar kota, cukup di rumah saja sudah menyenangkan. Makanya tidak heran banyak orang diluar kota rela membayar mahal untuk menginap di hotel hanya untuk menghabiskan waktu liburan di Bogor. Atau setiap pekan ada juga dari kota-kota disekitar luar Bogor yang rela antri panjang hanya untuk menuju kota yang dijuluki sebagai kota hujan ini. Pesona Bogor begitu memikat wisatawan.

Cara pandang saya pun berubah ketika merantau ke kota Patriot. Melebur cita dengan memasuki dunia kerja di kawasan industri megah. Hidup jauh dari orangtua dan bermukim sementara di rumah kostan putri. Setiap jengkal tanah begitu padat penghuni. Hiruk pikuk tiada henti. waktu 24 jam tidak pernah mati. Melihat sekawanan manusia membangun mimpi. Lelah dengan kesibukan yang mengukung serta polusi yang berselubung. Asap yang mengepul dari para pekerja lelaki yang sembari melepas penat. Asap kendaraan yang juga berebut tempat. Dan aku harus bersabar hingga kuliahku selesai. Melewati hari dengan gumpalan polusi. 

Kesedihanku semakin mendalam, karena kembali asap itu hadir di Sumatera dan Kalimantan. Membunuh perlahan setiap manusia yang ingin bernafas segar. Mengekspor asap ke negara tetangga. Menutup jarak pandang bagi pengendara, lalu lintas bandara menjadi lumpuh, dan yang paling menyesakkan hati adalah rumah sakit penuh. 
sumber merdeka.com

Tahun, berganti tahun gerakan #MelawanAsap setiap tahun selalu menggema. Doa mengalir untuk masyarakat yang tertutup asap. Hutan yang terbakar mengeborkan api yang besar hingga kepulan asap yang menjulang. Langit gelap, pulau pun lenyap dalam pelukan asap.

Mengharap pemerintah untuk melindungi hutan Indonesia, paru-paru dunia. Benar-benar tegas menindak oknum yang sengaja membakar hutan hanya untuk membuka lahan dengan cara singkat. Di tahun mendatang hutan tidak ada lagi yang terbakar. Penduduk bisa bernafas dengan tenang.

Harapan saya sebagai anak bangsa, semoga Indonesia bisa menjadi negara yang mencintai alam. Menjaga kelestarian lingkungan. Melindungi hutan-hutan. Semoga asap pergi, membawa cerita perih dari setiap titik api yang mendidih. Semoga Asap lenyap disiram air kejujuran yang menghilangkan nafsu penguasa sesaat.




#SaveHutanIndonesia
#MelawanAsap
#BloggerMuslimah
#SpecialBlogwalking.  




11 komentar:

  1. kota bogor kota hujan yaa.. kebayang klo dapet kabut asap heu naudzubillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, duh serem bayangin pohon2 yang kebakaran.Semoga tidak ya.

      Hapus
  2. Jadi pengen ke Bogor. Belum pernah ke sana saya, Mbak.
    Mudah2an masalah asap ini cepat selesai. Kasihan, korban makin banyak :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, berdoa yang terbaik untuk negeri tercinta

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih kembali mba pena cinta. Terima kasih untuk kunjungannya

      Hapus
  4. Alhmdllh skrng keriuhan ttg asap sdh mereda... :)

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah sekarang asap sudah mulai lenyap ya, semoga tahun depan gak terulang lagi. Amiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Novia, alhamdulillah. Semoga hutan Indonesia selalu diLindungi oleh Allah SWT. aminn.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.