-->
Menu
/
Resensi novel Short Story Girl Karya Tya Marty dan teman-temannya ini saya kirim ke Bekasi Media dan alhamdulillah tayang. Berikut linknya : Bekasi Media. Sebelumnya baca juga kumpulan resensi yang sudah saya arsipkan di Folder Resensi.


Manusia selalu ingin terlihat sempurna. Sempurna secara penampilan, yang terlihat dari fisik dan sempurna dalam hal pemikiran yang terlihat dari cara pikir. Kata sempurna mengandung arti utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela). Memiliki penampilan seperti yang diinginkan menjadi dambaan setiap orang. Terutama wanita, wajah cantik, rambut hitam berkilau, kulit putih mulus, tinggi semampai, langsing dan otak yang cerdas semua menjadi satu paket komplet yang diidamkan. 

Namun bagaimana jika kenyataannya kita memiliki kekurangan bukan dari segi panca indra atau cacat fisik. Tetapi kekurangan dari bentuk tubuh seperti kurang tinggi, kurang cantik, , kurang putih alias hitam, dan kekurangan yang hanya diukur menurut penilaian seseorang itu sendiri. Kemudian berdampak pada kurangnya rasa percaya diri. Sehingga melakukan suatu tindakan seperti ikut-ikutan fashion orang yang sebenarnya tidak pas untuk diri sendiri, beli alat-alat ‘simsalabim’  yang bisa merubah dirinya sesaat, bahkan ada yang sampai operasi plastik untuk mendapatkan penampilan yang ideal.

Kisah  Natasha Pradipta Maharani atau biasa disapa Sasha. Gadis imut dengan tinggi hanya 148 cm. Sasha yang hanya fokus pada kekurangan fisiknya alias pendek melakukan berbagai cara agar bisa menambah tinggi badannya. Obsesinya semakin menjadi ketika Sasha bertemu pria tampan, pemain basket dengan tinggi 180 cm, bernama Lex. Tingkah laku Sasha yang semakin aneh membuat orang-orang terdekatnya khawatir. Hingga puncak kekhawatiran itu terjadi ketika Sasha menghilang. 

Sahabat setia Sasha yaitu Rico dan Momon yang selalu memberi nasihat kepada Sasha. Selalu sabar walaupun Sasha tidak pernah menggubris setiap masukan kedua sahabat baiknya itu. Bahkan saat Sasha sedang dalam keadaan paling menyedihkan, Rico dan Momon selalu membantu Sasha untuk kembali ceria seperti sedia kala. Karena mereka tahu Sasha adalah anak yang baik dan berbakti pada kedua orangtuanya termasuk mengingat selalu pesan bundanya,
“Bantulah orang yang sedang kesusahan semampumu.  Maka, bantuanmu yang tak seberapa itu kelak akan dibalas Allah melalui doa tulus dari orang yang telah kau tanam kebaikan.” (halamman 35).

Sasha berusaha mati-matian menaklukan hati Lex. Hingga Sasha menyadari  usaha yang sia-sia, ketika sebuah pelarian dalam bentuk perhatian dari seorang Lex. Semua begitu menyakitkan, bahwa kepalsuan akan berakhir dengan kekecewaan. 
Terbukti, cinta memang racun yang luar biasa. Bisa membuat penderitanya rela melakukan hal-hal gila. (halaman 69).

Setelah menghilang ke rumah kakek di Bogor. Sasha banyak belajar tentang arti kehidupan. Bertemu sosok baru yang hebat yaitu Pak Ical. Pak Ical adalah pahlawan bagi masyarakat di sekitarnya dengan membuka lapangan usaha kerupuk. Serta mendirikan perpustakaan kecil di rumahnya. Perkataan Pak Ical yang merubah kehidupan Sasha yaitu “kecil tapi berarti lebih baik, daripada besar tetapi menyusahkan.” Sasha tidak lagi meributkan kekurangan fisiknya. 
Sasha yang masuk kampus karena beasiswa membuktikan Sasha adalah gadis yang cerdas. Kembali, kecerdasan Sasha tak terbantahkan lagi, saat dirinya untuk kedua kali mendapat beasiswa. Kali ini beasiswa tersebut akan membawanya keluar negeri. Sasha mendapatkan  beasiswa ke Paris. 

Novel yang sangat menarik. Ceritanya mengalir ringan dan penuh kejutan lucu. Serta banyak pesan bermakna tanpa terkesan menggurui. Novel yang ditulis singkat dalam waktu dua minggu dengan tiga kepala alias tiga penulis hebat. Menjadi keunikan tersendiri. 

Buat para remaja yang masih mencari jati diri, yang tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Ilahi, masih memimpikan fisik seperti Barbie, atau masih mempersoalkan fisik hingga terjadi bully membully, sebaiknya baca novel ini. Kesempurnaan itu bukan hanya soal fisik semata. Kesempurnaan sejati adalah dikarunia pikiran yang positif dan hati yang selalu ingin berbuat baik. Sehingga kita bisa selalu menjadi hamba yang taat dan bersyukur atas karuniaNya.

Detail Novel :
Judul : Short Girl Story “Pendek Itu Menyakitkan” 
Penulis : Tia Marti, Ragil Kuning dan Afin Yulia
Penerbit         : Sheila (Penerbit Andi)
Tahun terbit : 2014
Jumlah Halaman : 154  Halaman
ISBN : 978-979-29-4449-5




SalamMenulis

Diberdayakan oleh Blogger.